Senin 11 Jun 2012 13:55 WIB

Menjadi Atlet Muslimah, Kenapa Tidak?

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Atlet Muslimah (ilustrasi).
Foto: muslimvillage.com
Atlet Muslimah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CARDIFF--Islam dan olahraga dapat seiring sejalan. Keyakinan itu coba dikampanyekan Yayasan Olaharaga Perempuan Muslim (MWSF).  Organisasi berbasis di Wales ini, mengapresiasi setiap olahargawan muslim, khusus perempuan, dengan memberikan penghargaan kepada mereka berprestasi.

Sahra Hassan, seorang pegolf profesional, Wales belum lama menerima penghargaan Sportswoman of the Year mengatakan Islam dan olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Di masa lalu, olahraga adalah bagian terpenting dalam sejarah Islam.

"Apa yang aku peroleh hari ini, semoga dapat mendorong para muslimah untuk mengikuti jejakku dan berpikir untuk menjalani karir sebagai seorang atlet," kata dia seperti dikutip onislam.net, Senin (11/6).

Shara mengakui setiap muslimah memiliki bakat dalam bidang olahraga. Akantetapi, orang tua mereka tidak berkenan untuk memberikan kesempatan mengembangkan bakat itu.  "Aku ingin membuktikan kepada muslim muda, muslimah dan perempuan Wales bahwa prinsip dan budaya dapat mendukung karir anda dalam dunia olahraga. Aku pun ingin menjadi pegolf muslimah terbaik di dunia," ucapnya.

"Tentunya, aku juga ingin melihat muslimah lain menjadi pesaing beratku. Itu akan menjadi mimpi saya," tambahnya.

Sejak Dini

Sahra menyadari tidak mudah untuk menghadapi hambatan budaya dan stereotip seorang muslimah ketika merajut karir sebagai atlet profesional. Tapi ia tak gentar untuk menghadapi penghambat mimpinya. "Aku terjun ke dunia olahraga sejak usia dini," kata dia.

Cinta Sahra akan dunia olahraga dimulai ketika ia berusia dua tahun. Saat itu, ia pergi bersama adik-adiknya untuk menonton pertandingan squash sang ayah."Aku kecil mahir memainkan squash, kriket, tenis atau golf," kata perempuan berusia 24 tahun ini.

Sebelum menekuni golf seperti sekarang, Sahra lebih dahulu menaruh minat pada olaharaga tenis. Ia baru mendalami golf ketika ayah Sahra menyadari bahwa putrinya memiliki potensi sebagai atlet golf. "Saat itulah, aku dalami golf. Waktu itu usiaku 14 tahun. Dan aku mulai bermain secara profesional pada usia 15 tahun," kata dia.

Kini, berbagai turnamen telah ia jalani. Ia pun menjadi wakil Wales dan Inggris Raya dalam berbagai kejuaraan. "Aku sudah merasakan atmosfer Eropa, Aku ingin melangkah lebih jauh lagi untuk bergabung dengan tur Organisasi Pegolf Profesional Dunia (PGA)," pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement