REPUBLIKA.CO.ID, YAYLADAGI, TURKI - Gerilyawan Suriah kini harus mencari jalur baru yang lebih sulit untuk menyelundupkan pengungsi, petempur serta warga sipil yang cedera ke Turki. Situasi diakibatkan ulah pasukan pemerintah mulai membakari berpohonan di sepanjang perbatasan pada Juni.
Kebakaran yang disengaja tersebut tampaknya merupakan taktik baru tentara yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad guna mengusir gerilyawan yang bersembunyi dan menghentikan warga sipil melarikan diri. Militer Suriah juga mulai memasang ranjau di sepanjang perbatasan yang sama sebelumnya.
Sebagian orang yang cedera meninggal sebelum mereka dapat mencapai tempat perawatan medis di Turki sebab sekarang diperlukan sampai tiga kali lebih lama untuk menyeberangi perbatasan, kata gerilyawan di Turki.
"Bashar berusaha menghalangi semua jalur kami. Mereka mulai membakar semuanya di sepanjang perbatasan," kata Abu Ahmad Lahlu. Ia adalah salah seorang gerilyawan yang membantu menyelundupkan keluarga Suriah ke Turki, sebagaimana dikutip Reuters.
Salah satu tempat penyeberangan utama berjarak beberapa kilometer, di wilayah berbukit di sekitar Desa Guvecci, Turki. Namun kini rute itu tidak lagi jadi pilihan akibat kebakaran.
Tentara Suriah ditempatkan di dua menara pengawas yang mengarah ke lereng di seberang Guvecci. Mereka memiliki daya pandang jauh lebih jelas mengenai siapa saja yang menyeberang melalui pepohonan yang pernah diserang gerilyawan.
Hingga 5 Juni, ada hampir 27.000 pengungsi Suriah yang tinggal di beberapa kamp di Turki, kata organisasi penanganan keadaan darurat dan bencana di Turki. Sebanyak 2.700 di antara mereka menyelamatkan diri selama lima hari pertama Juni.