Selasa 12 Jun 2012 05:35 WIB

Granat Roket Libya Hantam Konvoi Diplomat Inggris

Red: Endah Hapsari
Granat (ilustrasi)
Foto: Antara/ Yusran Uccang
Granat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI---Sebuah konvoi diplomat Inggris dihantam granat roket di kota Benghazi, Libya timur, Senin, mencederai dua pengawal, kata beberapa sumber keamanan dan diplomatik.

Seorang wartawan AFP melihat sebuah kendaran lapis baja berwarna putih dengan nomor diplomatik yang diparkir di luar konsulat Inggris di Benghazi. Ada darah di tempat duduk penumpang bagian depan, katanya.

"Sebuah konvoi yang membawa Duta Besar Inggris untuk Libya (Dominic Asquith) mengalami insiden serius di Benghazi sore ini," kata seorang juru bicara kedutaan Inggris kepada AFP.

"Dua pengawal terluka dalam serangan itu, namun seluruh staf lain selamat tanpa cedera. Kami bekerja sama dengan pihak berwenang Libya untuk menetapkan siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut," katanya.

Kedua pengawal yang terluka itu adalah warga negara Inggris. Sejumlah pejabat keamanan Libya mengatakan sebelumnya, satu pengawal Inggris cedera ketika konvoi kendaraan itu diserang granat roket.

Deputi Menteri Dalam Negeri Libya Unis Sharif mengatakan, kendaraan yang diserang itu membawa aparat-aparat keamanan dalam konvoi menuju misi diplomatik Inggris di Benghazi. Kementerian Luar Negeri Inggris juga mengkonfirmasi serangan itu dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu dilakukan lima hari setelah sebuah bom kecil diledakkan di luar misi diplomatik AS di kota yang sama, mencederai satu penjaga.

Seorang pejabat Kedutaan Besar AS mengatakan, bom rakitan digunakan dalam serangan terhadap kantor perwakilan AS itu, yang dibangun setelah pemberontakan 2011 terhadap Muamar Qadafi dan tetap dibuka untuk membantu peralihan demokratis di Libya.

Menurut pejabat AS itu, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Namun, seorang pejabat keamanan di Benghazi mengatakan, serangan itu diklaim oleh Kelompok Tahanan Omar Abdelrahman, yang meninggalkan sepucuk surat "yang mengancam kepentingan AS" di Libya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement