REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis narkoba menduduki tempat pertama penghasil uang terbesar ketimbang bisnis kejahatan lain seperti senjata dan pornografi. Tidak mengherankan bila narkoba menjadi primadona bisnis haram.
Oleh sebab itu, tutur kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Maleila, wajar jika ada hubungan mutualisme dengan gerakan terorisme. "Peluang mutualisme ada karena teroris bisa mendapat uang banyak dari narkoba,"ungkap Adrianus saat dihubungi Republika, Selasa (12/6).
Adrianus menilai peluang tersebut terjadi pula di Indonesia dan kawasan Asia Menurut dia mereka bisa memakai jasa mafia seperti yakuza untuk mendapatkan pundi-pundi dari narkoba.
Penyelundupan narkoba dari luar negeri pun dinilai masih tinggi. Akan tetapi, ungkap Adrianus, para pelaku menggunakan sebatas bahan baku sebagai asupan para bandar di Indonesia lalu diolah lagi menjadi barang siap pakai. "Seperti methamin jadi sabu-sabu dan amphetamine yang menjadi ekstasi,"ujarnya.