REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Suriah yang dikabarkan tewas masih menjadi misteri. TKI yang dikabarkan tewas tersebut adalah Aminah asal Cianjur dan Ani asal Sukabumi.
"Kabar tersebut disampaikan oleh Sri Dewi (Buruh Migran yang masih berada di Aljazera Jidit Damskus, Suriah). Dan sampai hari ini pemerintah Indonesia belum bisa mengkonfirmasi kebenarannya," kata Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care pada Rabu, (13/6).
Anis menambahkan, LSM Migrant Care melalui posko yang didirikan pada Kamis (7/6) sampai hari ini telah menerima 14 pengaduan buruh migran yang ada di Suriah. Migran Care melalui surat nomor 010/D-Adv/MC/VI/2012 telah menyampaikan permohonan evakuasi kepada direktur perlindungan WNI dan BHI juga Kemenlu terhadap sepuluh orang buruh migrant pada Senin, (11/6).
Migran Care menilai, pemerintah masih terkendala masalah data resmi mengenai keberadaan buruh migran Indonesia di Suriah. Selain itu, pemerintah juga mengalami miss koordinasi (Kemenlu) dengan berbagai instansi termasuk dengan pemerintah daerah sehingga menjadi salah satu faktor yang memperlambat proses evakuasi buruh migrant.
Pemberitahuan resmi KBRI di Suriah tentang himbauan bagi seluruh WNI disana juga baru dilakukan pada Kamis, (7/6). ''Kami menilai pemberitahuan itu sangat pasif dimana KBRI mengharapkan WNI segera melaporkan keberadaannya kepada KBRI. Seharusnya piahk KBRI yang pro aktif,'' kata Anis.
Anis mengatakan, kemungkinan Aminah merupakan korban sindikat TKI Timur Tengah. “Banyak TKI yang awalnya diberangkatkan ke suatu negara mana, selanjutnya dipindah ke majikan di negara lain. Hal inilah yang mempersulit upaya pencarian korban dan pendataan TKI di Suriah,” kata Anis.
Migrant Care mencatat hingga hari ini ada 12.600 TKI yang bekerja di Suriah. Pihaknya mencoba melakukan pendataan untuk mempermudah evakuasi para TKI yang saat ini masih terjebak di wilayah konflik Suriah.
Informasi yang diterima Migrant Care ini akan diteruskan ke Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) agar bisa segera ditindaklanjuti dengan tindak evakuasi dan mencari tahu keberadaan TKI itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika