REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyoroti keluhan sejumlah penulis novel yang dituding porno bagi sejumlah pelajar Sekolah Dasar tersebut, Forum Guru Independen Indonesia (FGII) mengungkapkan, gugatan yang dilakukan pihaknya adalah semata-mata kepada pemerintah, dalam hal ini kemendikbud atas diloloskannya buku tersebut sehingga masuk ke dalam perpustakaan SD.
"Kalau secara personal, kami tidak ada masalah dengan penerbit maupun penulis, tapi masalahnya, ketika buku tersebut lolos sebagai bacaan pelajar, karena memang tidak etis," ungkap Sekjen FGII, Iwan Hermawan, Rabu (13/6).
Menurutnya, letak tudingan berbau porno yang disampaikan FGII beberapa hari yang lalu, pasalnya, novel tersebut berisi kalimat-kalimat seksualitas yang dianggap masih belum layak dibaca pelajar. "Kalau dijual umum, kami tidak masalah, tapi bagaimana kalau dibaca murid SD kelas 1 di perpustakaan sekolahnya,"
Untuk itu, tambah Iwan, pihaknya akan menggelar jumpa pers kepada sejumlah media massa nasional, esok Kamis (14/6) di gedung ICW, Jakarta pukul 13.00 WIB, untuk menegaskan agendanya terkait penyebaran novel tersebut.