Rabu 13 Jun 2012 22:01 WIB

Penulis: 'Ada Duka di Wibeng' itu Fiksi Islami Bukan Porno!

Novel 'Tiada Hilang Sebuah Nama' dan 'Ada Duka di Wibeng' karya anggota FLP yang dituduh Novel Porno
Novel 'Tiada Hilang Sebuah Nama' dan 'Ada Duka di Wibeng' karya anggota FLP yang dituduh Novel Porno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis cerita serial Akta, 'Ada Duka di Wibeng' Jazimah Al-Muhyi membantah novel serialnya dikategorikan mengandung pornografi. Justru buku tersebut bergenre fiksi islami.

"Di covernya jelas tertulis for teenagers, dan kalau dibaca utuh justru ada pesan moral untuk menjauhi pornoaksi dan free sex," ujarnya saat dihubungi ROL.

Ia tidak mengerti kenapa serial yang jelas-jelas tertulis untuk remaja bisa sampai ke perpustakaan SD. "Saya ga tau ya, saya cuma penulis tapi serial itu jelas untuk anak SMA karena latar belakangnya sendiri di SMA." ungkapnya.

Novel serial ini sudah ia tulis sejak tahun 2006 dan tidak pernah ada masalah hingga sekarang. "Banyak yang tidak terima terutama pembaca serial akta kenapa buku ini dituding berisi pornografi," imbuhnya.

Menurut jebolan Forum Lingkar Pena ini, ada yang aneh dari pelabelan novel porno yang ramai diperbincangkan ini. "Saya yakin yang mempermasalahkan belum baca secara utuh," ungkap ibu empat anak ini.

Menurut rilis Forum Lingkar Pena, setidaknya ada empat karya anggotanya yang dituding berisi konten pornografi, padahal sejak awal FLP selalu komitmen dengan karya sastra bertema islami.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement