REPUBLIKA.CO.ID, DAMASCUS - Pemerintah Suriah bersikeras menganggap apa yang terjadi di negaranya bukanlah perang sipil, melainkan pertempuran melawan teroris. Pernyataan itu dilontarkan menteri luar negeri pada Rabu (13/6), sehari setelah utusan PBB untuk perdamaian, Herver Ladsous, membuat penilaian atas kondisi di Suriah.
"Menyebut perang sipil sedang berlangsung di Suriah sangat tidak konsisten dengan kenyataan. Apa yang terjadi di Suriah ialah perang melawan grup teroris bersenjata yang memiliki plot menghancurkan masa depan rakyat Suriah," kata Menlu Walid Muallim
Ia mengkritik Ladsous yang pada Selasa menyatakan situasi Suriah dalam perang sipil. Walid juga menekankan agar pejabat PBB tetap netral, objektif dan tepat dalam menilai situasi.
"Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah Suriah untuk mengatasi kriminal ini dan memastikan kendali atas seluruh negara," kata Walid.
Suriah, imbuhnya, tidak pernah turun derajat dalam perang sipil. "Yang kami saksikan saat ini, ialah perjuangan menumpas pembunuh, penculik dan pengebom yang menyerang kantor-kantor pemerintahkan dan menghancurkan properti negara serta swasta," imbuhnya lagi.