Kamis 14 Jun 2012 20:19 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Tsumamah bin Utsal, Pemboikot Ekonomi Quraisy (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun ke-6 Hijriyah, Rasulullah SAW bertekad memperluas wilayah Islam. Beliau menulis sekitar delapan pucuk surat kepada raja-raja Arab dan non Arab, mengajak mereka masuk Islam. Di antara mereka ini adalah Tsumamah bin Utsal Al-Hanafi, Raja Yamamah.

Rasulullah SAW memasukkan Tsumamah dalam daftar raja-raja yang perlu dikirimi surat karena ia seorang raja yang berpengaruh di kalangan rakyatnya. Ia adalah pemimpin Bani Hanifah yang memiliki pandangan luas dan disegani serta sukar ditentang kehendaknya.

Tsumamah menerima surat Rasulullah SAW dengan sikap menghina dan perilaku tidak terpuji. Bahkan, ia memperlihatkan keangkuhan dan kesombongan. Telinganya tertutup untuk mendengar seruan Rasulullah SAW.

Ia tidak hanya menolak ajakan itu, tapi bertekad untuk menghabisi Rasulullah dan mengubur dakwah Islamiyah serta memadamkan cahayan Ilahi itu. Tsumamah hampir saja berhasil melaksanakan keinginannya. Ia nyaris berhasil membunuh Rasulullah. Namun, Allah SWT selalu melindungi nabi-Nya.

Tsumamah hanya berhasil mencelakai beberapa orang sahabat beliau, dan membunuh mereka dengan buas dan kejam. Karena itu Rasulullah mengumumkan kepada kaum Muslimin, bahwa halal menumpahkan darah Tsumamah.

Suatu ketika Tsumamah bermaksud melaksanakan umrah, la berangkat ke Makkah untuk melaksanakan tawaf dan menyembelih kurban sesuai dengan adat jahiliyah. Namun tanpa diduga sebelumnya, di perbatasan Madinah, ia dipergoki sebuah pasukan patroli kaum Muslimin.

Mereka membawa Tsumamah ke Madinah dan mengikatkannya pada sebuah tiang masjid, menunggu keputusan Rasulullah. Regu patroli itu tidak mengetahui kalau yang mereka tangkap adalah orang yang darahnya dihalalkan oleh Rasulullah, Tsumamah bin Utsal, Raja Yamamah.

Sungguh tak dinyana, tatkala memasuki masjid dan mengetahui keadaan Tsumamah dan siapa dia, Rasulullah memperlakukannya dengan baik dan memerintahkan kepada para sahabat untuk tidak menyakiti Raja Yamamah itu.

“Sediakan makanan dan susu. Kirimkan kepada Tsumamah bin Utsal di masjid!” pinta Rasulullah kepada para sahabatnya.

Ketika dalam keadaan diikat di tiang masjid, Tsumamah diperlakukan dengan baik. Dengan kedua mata kepalanya sendiri ia dapat melihat bagaimana indahnya kehidupan kaum Muslimin, begitu erat tali persaudaraan mereka, dan betapa mulia ibadah yang mereka lakukan. Kaum Muslimin selalu shalat berjamaah, bertasbih dan sujud kepada Allah dalam setiap kesempatan.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement