Kamis 14 Jun 2012 23:23 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Tsumamah bin Utsal, Pemboikot Ekonomi Quraisy (4-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tatkala tiba di Makkah, Tsumamah membaca talbiyah (doa tatkala memasuki Kota Suci untuk melaksanakan haji atau umrah) berulang-ulang dengan suara keras.

Karena itu, tercatat dalam sejarah bahwa Tsumamah bin Utsallah orang yang pertama kali memasuki Makkah dan membaca talbiyah dengan suara keras. Padahal, waktu itu Kota Makkah masih dikuasai kafir Quraisy.

Talbiyah yang diucapkan Tsumamah terdengar oleh kaum kafir Quraisy. Betapa terkejut dan marahnya mereka. Dengan pedang terhunus, mereka berlarian ke arah datangnya suara, hendak menyerang orang yang menghina agama mereka.

Tatkala mengetahui yang berteriak adalah Tsumamah, mereka kembali terkejut. Seorang pemuda yang semula ingin mengacungkan pedangnya ke arah Tsumamah segera mereka cegah. “Tidak tahukah kamu siapa dia?”

“Dialah Tsumamah bin Utsal. Jika engkau sampai menyakitinya, kaumnya akan menghentikan pengiriman bahan makanan kepada kita. Kita akan mati kelaparan,” seru pimpinan Quraisy.

Dengan disaksikan puluhan mata kafir Quraisy, Tsumamah melaksanakan umrah sesuai dengan syariat Islam yang diajarkan Rasulullah. Ia kembali pada kaumnya dan menyeru mereka masuk agama Islam. Ajakan tersebut diterima rakyatnya dengan baik dan dilaksanakan dengan patuh. Tsumamah menghentikan pengiriman bahan makanan kepada kafir Quraisy.

Boikot ekonomi yang dilancarkan Tsumamah membawa akibat fatal bagi kaum Quraisy. Mereka menderita kesusahan setahap demi setahap sehingga bahaya kelaparan mengancam. Karena itu mereka segera menulis surat kepada Rasulullah, mohon agar Tsumamah menghentikan boikot tersebut.

Rasulullah yang berhati lembut dan penuh toleransi segera mengirim surat kepada Tsumamah agar menghentikan pemboikotan terhadap kaum Quraisy. Tsumamah melaksanakan perintah Rasulullah itu dengan patuh. Bahan makanan dan kebutuhan lainnya segera dikirim kepada kaum Quraisy.

Tsumamah senantiasa berusaha menyempurnakan iman dan pengetahuannya. Dia selalu memelihara janjinya pada Rasulullah untuk menegakkan dan membela Islam. Setelah Rasulullah wafat, Tsumamah turut serta memerangi orang-orang murtad menegakkan agama Allah di muka bumi.

Kita berharap di masa sekarang dan akan datang lahir Tsumamah-Tsumamah yang siap berjuang di jalan Allah. Pejuang yang selalu mementingkan agama di atas keinginan pribadi. Semoga Yang Kuasa memberikan tempat yang layak baginya dan memberikan ganjaran setimpal atas apa yang telah ia perbuat.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement