REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, memastikan sejumlah novel tak layak baca yang berada di perpustakaan sekolah tingkat SD dan SMP se-Kota Bandung sudah ditarik. Hal ini disampaikan saat kunjungannya ke perpustakaan SMP 44 Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/6).
"Novelnya sudah ditarik di semua sekolah SD dan SMP Negeri maupun swasta. Karena memang sudah ada pernyataan dari masing-masing kepala sekolah melalui Kadisdik Kota Bandung bahwa nove; tak layak baca tidak ada lagi di perpustakaan," kata Ayi.
Ayi juga memastikan apakah novel mengandung unsur dewasa dan kekerasan itu sudah benar ditarik. Setelah selama setengah jam melakukan pemeriksaan didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji, memang benar novel-novel tersebut tidak ditemukan lagi.
"Bukunya sudah ditarik oleh kepala sekolah. Jadi buku tak layak baca itu belum dikoding, atau artinya belum dibaca siswa di sekolah ini," ungkapnya.
Novel dinilai tidak pantas dibaca siswa tingkat SD hingga SMA itu antara lain berjudul 'Duka di Wibeng', 'Tambelo', dan 'Tidak Hilang Sebuah Nama'. "Bagi kalangan dewasa, novel itu memang biasa-biasa saja. Tapi buku ini bahaya dikonsumsi anak sekolah," tutur Ayi.
Kadisdik Kota Bandung Oji Mahroji mengatakan sejak empat hari lalu memerintahkan seluruh kepala sekolah tingkat SD dan SMP se- Kota Bandung menarik novel-novel beraroma pornografi dan kekerasan. "Saya sudah mendapat kabar buku-buku tak layak baca sudah tidak ada dalam ruang perpustakaan di 171 SD dan 208 SMP di Bandung," papar Oji