Jumat 15 Jun 2012 14:13 WIB

Jumlah Kontraktor Asing ke Indonesia Meningkat Drastis

Rep: Aghia Khumaesi/ Red: Dewi Mardiani
sektor properti diramal bakal capai puncaknya tahun 2016
Foto: Republika
sektor properti diramal bakal capai puncaknya tahun 2016

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Jumlah kontraktor asing ke Indonesia meningkat drastis. Hal ini dikarenakan, perkembangan properti yang pesat tahun 2011-2012 ditambah dengan launching-nya MP3EI.

"Kurang lebih 167 kontraktor asing, tapi saya lihat data terakhir 258, ini yang mengagetkan. Memang dukungan adanya MP3EI itu Indonesia menjadi pasar empuk bagi kontraktor-kontraktor asing," ujar Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) Soeharsojo, Jumat (15/6).

Peningkatan ini membuat kontraktor nasional mengeluh.Pasalnya, peningkatan jumlah kontraktor asing ke Indonesia tidak diikuti dengan peningkatan jumlah kontraktor nasional di luar negeri. Hal ini terlihat dari jumlah kontraktor nasional yang menggarap pasar di negara tetangga, hanyalah 8 kontraktor.

"Jumlah kontraktor asing yang masuk ke negara kita tak sebanding dengan jumlah kontraktor kita yang ke luar," tambah Soeharsojo. Soeharsojo menilai yang menjadi permasalahan para kontraktor nasional adalah kemampuan daya saing.Dimana daya saing kontraktor nasional menurutnya belum mumpuni.

Dengan jumlah kontraktor nasional di Indonesia yang mencapai 182.800, proyek pembangunan masih saja lamban. Padahal, Cina yang notabene jumlah kontraktornya lebih sedikit sekitar 64.300, kata Soeharsojo, pembangunan mereka cepat. "Di Cina, jumlah kontraktornya itu sepertiga dari jumlah kontraktor kita," katanya.

Untuk itu dia menyatakan, Pemerintah harus turut serta untuk meningkatkan daya saing kontraktor lokal. Misalnya, jika kontraktor asing akan garap proyek di Indonesia, maka harus bisa menggandeng kontraktor lokal. Ini pun sesuai dengan kebijakan pemerintah. Selain itu, menurutnya kita harus jeli dalam hal mencari potensi pasar di luar negeri juga permodalan.

"Ada potensi di Timur Tengah, tapi, permodalan ini sulit. Kita minta pemerintah untuk ada bank-bank nasional di sana, jadi ketika minta modal pun lebih mudah," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement