REPUBLIKA.CO.ID, -- Sebanyak 29 orang tewas dan 38 orang lainnya luka-luka dalam sebuah kerusuhan yang terjadi di negara bagian Rakhine di Myanmar pada 8 hingga 13 Juni antara umat Buddha lokal dan Muslim Rohingya.
Dari 29 orang yang tewas, 16 diantaranya adalah muslim Rohingya. Data ini diumumkan oleh Menteri Keamanan Negara Bagian dan Perbatasan Kolonel Htein Lin serta Pejabat Hukum U Hla Thein dalam konferensi pers yang baru pertama kali dilakukan pemerintah daerah, sejak keadaan darurat dan peraturan jam malam diberlakukan di negara bagian itu.
Jam malam diberlakukan di sejumlah wilayah seperti Maungtaw, Buthidaung, Sittwat, Thandwe, Kyaukphyu dan Yanbe.
Dalam keterangan itu juga dilaporkan, sembilan biara, tujuh masjid dan satu sekolah dibakar akibat kerusuhan. Sebanyak 2.528 rumah tinggal juga dibakar dimana 1.336 diantaranya milik muslim Rohingya.
Pemerintah daerah menyatakan kondisi di Rakhine mulai kondusif dimana para penduduk telah melakukan aktifitasnya dengan membersihkan sisa-sisa kerusuhan serta beberapa toko serta bank telah beroperasi kembali. Sementara pasar-pasar besar dan sekolah masih ditutup.
Sebanyak 31.884 jiwa mengungsi akibat kekerasan yang tersebar di 27 kamp pengungsian.