Sabtu 16 Jun 2012 17:44 WIB

Museum Peninggalan PD II di Bawah Laut

Pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-4 di Tobelo Halmahera Utara Maluku Utara Dibuka Dengan Festival Air, Kamis (19/4).
Foto: Beritasatu.com/Ulin Yusron
Pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-4 di Tobelo Halmahera Utara Maluku Utara Dibuka Dengan Festival Air, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, HALMAHERA -- Objek wisata museum bawah laut di Teluk Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, yang menyimpan peninggalan Perang Dunia II mulai diminati wisatawan setelah pemerintah kabupaten setempat gencar mempromosikannya.

Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Halmahera Utara J Papilaya ketika dihubungi dari Ternate, Sabtu, mengatakan, wisatawan dari dalam dan luar negeri mulai banyak mengunjungi objek wisata museum bawah laut di Teluk Kao tersebut untuk menyaksikan berbagai peninggalan Perang Dunia II.

Peninggalan Perang Dunia II yang dapat dinikmati di museum bawah laut Teluk Kao di antaranya bangkai kapal perang, puing pesawat tempur serta berbagai jenis bom dan ranjau yang tersebar pada belasan titik pada kedelaman tiga meter sampai 10 meter.

Ia mengatakan, peninggalan Perang Dunia II di museum bawah laut Teluk Kao tersebut adalah milik Jepang dan negara-negara yang tergabung dalam sekutu, seperti Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru.

Teluk Kao pada Perang Dunia II tahun 1945 merupakan salah satu lokasi pertempuran antara Jepang dengan sekutu. Wilayah ini merupakan salah satu basis pertahanan Jepang di Halmahera dan sejumlah peninggalannya seperti benteng, bungker dan lapangan terbang masih bisa disaksikan hingga saat ini.

"Museum bawah laut di Teluk Kao, termasuk peninggalan Jepang lainnya di wilayah itu akan menjadi salah satu objek wisata andalan yang akan kita tawarkan kepada para wisatawan dan peserrta Sail Morotai di Kabupaten Pulau Morotai pada September mendatang," katanya.

Objek wisata lainnya di Halmahera Utara yang juga akan ditawarkan kepada para peserta Sail Morotai adalah sejumlah objek wisata bahari baik berupa pantai maupun panorama bawah laut, seperti Pantai Kakara dan sejumlah objek wisata budaya di daerah itu, di antarany rumah adat Hibua Lamo.

Papilaya mengatakan, Halmahera Utara ikut pula melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi penyelenggaraan Sail Morotai, karena Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara akan menjadi daerah transit bagi wisatawan dan peserta Sail Morotai yang akan ke Morotai melalui jalur Tobelo.

Wisatawan dan peserta Sail Morotai yang akan melalui jalur Tobelo itu ada yang dari arah Ternate-Sofifi-Tobelo menggunakan angkutan darat dan ada pula dari arah Manado-Tobelo menggunakan transportasi udara baik melalui Bandara Kao maupun Bandara Galela.

"Pemkab Halut telah mengalokasikan anggaran Rp25 miliar lebih untuk pembenahan Bandara Galela dan Bandara Kao serta dermaga yang akan digunakan para wisatawan dan peserta Sail Morotai menyebrang dari Tobelo ke Daruba, ibukota Kabupaten Pulau Morotai," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement