REPUBLIKA.CO.ID, Dalam pandangan kaum sufi, tarekat merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pendekatan yang dilakukan tak hanya sekadar ibadah mahdlah (syariat), tetapi juga dengan pengamalan ajaran Islam secara lebih mendalam dengan mengedepankan hati dan mengendalikan hawa nafsu.
Di dunia Islam, cukup banyak berkembang aliran tarekat. Salah satunya adalah Tarekat Tijaniyah yang didirikan oleh Syekh Ahmad Al-Tijani, sekitar abad ke-18 Masehi (1781) bertepatan dengan tahun 1195 H. Tarekat ini berkembang di wilayah Fez, Maroko.
Dibandingkan yang lainnya, Tarekat Tijaniyah terbilang masih baru. Namun demikian, tarekat ini cukup populer dan diikuti oleh banyak kalangan. Salah satu yang menjadi daya tariknya adalah memadukan urusan dunia dengan akhirat secara seimbang.
Dalam menjalankan ritual ibadah, tarekat ini lebih banyak menyederhanakan aspek ritual dan mendorong kekuatan niat sebagai langkah utama. Urusan spiritualitas sebagaimana banyak dipraktikkan aliran lainnya, juga dijalani dengan sepenuh hati dalam tarekat ini.
Dengan cara ini, tak heran bila dalam waktu singkat banyak umat yang menjadi pengikutnya. Tak hanya di daerah asalnya, Fez (Maroko), tetapi juga menyebar ke berbagai wilayah di benua Afrika, seperti Tunisia, Libya, Sudan, Mesir, Nigeria, Afrika Selatan, Ghana, Mauritania, Mali, Pantai Gading, dan Burkina Faso.
Dalam perkembangan berikutnya, ajaran Syekh Ahmad Al-Tijani ini juga tersebar luas di sejumlah negara di benua Eropa, Amerika, dan Asia, termasuk Indonesia, Turki, dan Albania.
Seperti halnya para pengikut Tarekat Qadariah dan Syadziliyah, para murid Tarekat Tijaniyah ini berjasa menyebarluaskan Islam ke berbagai kawasan Afrika. Pendekatan sufistik dalam penyebaran Islam di wilayah Afrika, membawa perubahan besar dalam perkembangan umat Islam di benua Afrika.
Perlawanan terhadap kolonialisme
Para pengamat mengakui, tarekat berperan besar dalam mengganjal serangan misionaris Kristen di wilayah ini. Xavier Coppolani dalam tulisannya yang bertajuk ''Les Confreries Religieuses Musulmans'' menyatakan, para pengikut Tarekat Tijaniyah menyiarkan Islam di kalangan pemeluk animisme, dengan persaudaraan-persaudaraan sufi dan senantiasa berada di garis terdepan dalam melakukan perlawanan terhadap ekspansi kolonialisme.