Syekh Zayed bin Sultan Al-Nahyan
Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, kiranya tidak salah jika Masjid Syekh Zayed dinobatkan sebagai salah satu masjid terbesar dan terindah di dunia setelah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Semula, masjid ini rencananya akan dibangun dengan kapasitas yang lebih besar dibandingkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Namun, menurut rumor yang berkembang luas di tengah masyarakat Abu Dhabi, Pemerintah Arab Saudi tidak menginginkan ada masjid yang lebih besar dibandingkan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Pemerintah Uni Emirat Arab kemudian meminta pihak pengembang untuk mendesain ulang bangunan masjid ini agar tidak melebihi luas kedua masjid tersebut.
Sebagai gantinya, bagian halaman masjid ini didesain lebih luas dari rencana awal. Karena itu, pembangunan Masjid Syekh Zayed ini sempat dihentikan sementara waktu. Proses pembangunannya yang dimulai pada 2004 baru selesai pada 2007.
Nama presiden
Nama masjid itu sendiri diambil dari nama mantan presiden Uni Emirat Arab (UEA), Syekh Zayed bin Sultan Al-Nahyan. Pembangunan masjid ini memang atas inisiatif Syekh Zayed. Namun, sebelum proses pembangunannya rampung, ia telah meninggal dunia.
Pemberian nama ini dimaksudkan untuk menghormati dan mengenangnya sebagai sang pemimpin UEA yang sangat dicintai oleh rakyatnya dan disegani oleh raja-raja lain di negara-negara Timur Tengah. Terlebih lagi, lokasi masjid ini didirikan merupakan tempat peristirahatan terakhir jasad bapak pendiri dan pembangunan UEA ini. Di salah satu sudut halaman masjid, terdapat makam Syekh Zayed. Pengelola masjid melarang jamaah untuk memotret makamnya.
Syekh Zayed bin Sultan Al-Nahyan merupakan presiden pertama UEA terpilih. Selama menjabat, ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kebebasan beragama. Ia juga merupakan satu-satunya pemimpin di kawasan Jazirah Arab yang memberikan kebebasan penuh kepada tenaga kerja dari negara-negara Barat yang bekerja di UEA. Karena sikapnya ini, Syekh Zayed amat dihormati dan disegani oleh para pemimpin negara lain.
Ia juga berperan penting dalam upaya menjalin kerja sama antara negara-negara Teluk dan Iran. Di samping itu, ia juga gencar mendorong adanya dialog dengan Teheran terkait sengketa tiga pulau di kawasan Teluk Persia. Jalur diplomasi dialog ini terus dia tempuh selama lebih dari tiga dekade.
Masyarakat dunia juga mengenal Syekh Zayed sebagai salah satu pemimpin negara terkaya di dunia. Total kekayaan yang dimiliki oleh Syekh Zayed ditaksir sekitar 24 miliar dolar AS. Sebagian besar kekayaan yang dimilikinya bersumber dari ladang-ladang minyak yang terdapat di UEA.