Senin 18 Jun 2012 12:23 WIB

DPP Demokrat Diminta Rapat Khusus Bahas Elektabilitas

Rep: A.Syalaby Ichsan/ Red: Hazliansyah
Bendera Partai Demokrat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, meminta Dewan Pimpinan Partai untuk segera melakukan rapat khusus membahas elektabilitas partai. Menurutnya, harus ada tindakan konkret untuk menyelamatkan partai dengan tingkat elektabilitas yang semakin menurun.

"Harapan saya DPP PD segera lakukan rapat khusus membahas elektabilitas PD yang sudah menyentuh angka 10% dan akan terus merosot," tukas mantan menteri pemuda dan olahraga itu, Senin (18/6).

Berdasarkan hasil survei LSI terhadap Partai Demokrat, tutur Hayono, elektabilitas partai pimpinan Anas Urbaningrum tersebut terus mengalami penurunan. Bahkan sudah menyentuh angka 10 persen dari 21 persen pada Juni 2011 dan tinggal masalah waktu elektabilitas Demokrat akan turun di bawah 10 persen.

Menurutnya, dewan pembina menunggu sikap ksatria dan kedewasaan DPP pada saat kritis seperti sekarang. Saat ditanya apakah termasuk dengan memaksa kader partai yang terlibat hukum segera mundur, Hayono menjawabnya secara tersirat.

Menurutnya, DPP perlu mengambil langkah politik sambil menunggu proses hukum.

Sebelumnya, Fraksi Partai Demokrat berencana mengundang Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan lembaga survei lainnya terkait dengan hasil jajak pendapat mengenai elektabilitas Demokrat di masyarakat yang terus melorot.

Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaff mengatakan, pemanggilan itu merupakan cara Demokrat menyikapi hasil survei terbaru yang dirilis LSI, Ahad (17/6). ''Fraksi Demokrat akan mengundang lembaga survey untuk memaparkan apa saja yang disurvei. Kita kan juga harus tahu, karena kita hanya mendapatkan hasilnya tapi tidak tahu apa saja yang disurvei,'' katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/6).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement