Senin 18 Jun 2012 16:05 WIB

Balita Gizi Buruk Dekati Ambang Batas

Rep: Yulianingsih/ Red: Dewi Mardiani
Balita penderita gizi buruk
Foto: M Syakir/Republika
Balita penderita gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah bayi di bawah lima tahun (Balita) yang mengalami kasus gizi buruk di Kota Yogyakarta tahun ini mendekati ambang batas nasional. Pasalnya, prosentase balita yang mengalami gizi buruk di Kota Yogyakarta pada akhir 2011 lalu tercatat 0,98 persen. Sementara ambang batas nasional sebesar 1 persen dari jumlah balita di daerah tersebut.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia, mengatakan, jumlah balita di Kota Yogyakarta mencapai sekitar 20 ribu orang. Dari jumlah tersebut, yang rutin melakukan penimbangan di Posyandu hanya 18 ribu balita. "Kami masih harus kerja keras untuk menekan tingkat balita gizi buruk ini," ungkapnya di sela Lomba Balita Sehat di Balaikota Yogyakarta, Senin (18/6).

Menurutnya, penyebab gizi buruk tersebut bukan lantaran asupan gizi yang kurang, melainkan lebih pada faktor penyakit penyerta. Penyakit itu, di antaranya kebocoran jantung, flek, serta kelainan genetik.

Untuk melakukan tindakan terhadap balita yang terindikasi gizi buruk, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah mengoptimalkan Rumah Pemulihan Gizi (RPG). Setiap balita yang ditimbang di Posyandu dengan berat badan yang sangat rendah akan direkomendasikan ke Puskesmas. Setelah mendapat tindakan di Puskesmas, baru dirujuk ke RPG.

"Setelah masuk ke RPG, maka kami stabilkan gizinya dengan perawatan intensif. Apalagi kalau usianya dibawah 2 tahun, maka pola asupan gizi kami tekankan. Usia 2 tahun itu merupakan periode emas bagi balita," paparnya.

Pada 2010 lalu ada 42 balita yang mendapat perawatan di RPG, sedangkan 2011 menurun menjadi 19 balita. Penurunan tersebut justru lebih disebabkan kepedulian orang tua yang masih sangat rendah. "Orang tua itu tinggal mengantarkan anaknya ke RPG jam 8 kemudian nanti jam 3 sore dijemput. Tetapi, mungkin mereka sibuk bekerja sehingga tidak bisa melakukan antar jemput. Ini yang masih kendala," terangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement