REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV-- Suriah memiliki stok senjata kimia, rudal dan roket terbesar di dunia yang dapat mencapai semua titik di Israel, Ahad (10/6). Menurut Wakil Kepala Militer Mayor Jenderal Yair Naveh, jika Suriah mempunyai kesempatan, Israel akan diperlakukan seperti Suriah bertindak ke rakyatnya sendiri.
Sementara itu, aktivis Suriah memperkirakan lebih dari 14 ribu orang tewas sejak pemberontakan meletus di Suriah 15 bulan lalu.
Israel telah menyaksikan pembantaian di negara tetangganya itu dengan keprihatinan yang meningkat. Kedua negara terlibat perang besar dan Suriah mendukung kelompok anti-Israel. Beberapa upaya untuk mencapai kesepakatan perdamaian telah gagal.
Israel memiliki kekhawatiran bahwa senjata tersebut akan jatuh ke tangan kelompok bersenjata Libanon dari Hizbullah atau organisasi teror.
Dua pekan lalu, harian Israel Haaretz mengutip tokoh oposisi atas Suriah, mengatakan bahwa setelah rezim Assad runtuh, oposisi Suriah berencana untuk mengambil alih rezim depot senjata kimia dan aman. Dia mengatakan kepada harian Israel bahwa gudang besar senjata kimia dikuasai oleh rezim.
"Setelah rezim Assad tumbang, salah satu prioritas kami adalah mengambil kontrol dari senjata kimia sehingga tidak akan jatuh ke tangan teroris," kata Haaretz.
Pada Ahad, Wakil Perdana Menteri Israel, Shaul Mofaz, mendesak kekuatan dunia untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad. "Sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida, sedang dilakukan di Suriah hari ini. Dan keheningan kekuatan dunia adalah bertentangan dengan semua logika manusia, "kata Mofaz kepada Radio Tentara Israel.