Selasa 19 Jun 2012 06:42 WIB

Presiden SBY: Indonesia Miliki Model Keuangan Inklusif

Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID, LOS CABOS - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa Indonesia telah memiliki model untuk menerapkan sistem keuangan inklusif sehingga tidak perlu mengadopsi model dari negara manapun juga.

"Kita sudah punya model sendiri, apa yang dilakukan oleh BRI itu luar biasa dan juga bank-bank yang lain. Hanya kurang kita sampaikan pada dunia, tidak perlu kita mengadopsi model negara manapun kita sudah punya," kata Presiden Yudhoyono saat memberikan keterangan pers di Los Cabos, Meksiko, Senin pagi waktu setempat atau Selasa dini hari WIB.

Namun, kata Presiden, menimba dan berbagi pengalaman dengan negara-negara lain akan selalu ada gunanya. Oleh karena itu, Kepala Negara secara khusus mengajak Putri Maxima dari Belanda untuk bekerjasama di bidang keuangan inklusif.

"Saya ajak untuk berkolaborasi bekerjasama dengan demikian ada 'benefit' bagi kita, kita mempelajari 'best practices' sehingga kita bisa makin baik," katanya.

Sebelumnya, Putri Maxima dari Belanda mengapresiasi Indonesia sebagai salah satu negara yang memberikan perhatian tinggi terhadap kredit untuk UMKM dan masyarakat kecil dalam bentuk kredit usaha sebagai salah satu bentuk dari praktek keuangan inklusif.

Putri Maxima, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, juga meminta Indonesia membuat suatu mekanisme koordinasi yang baik dalam penyelenggaraan kredit usaha itu. Namun, katanya, selama ini Indonesia telah memiliki mekanisme yang berjalan dengan baik di bawah koordinasi Menko Perekonomian.

Putri Maxima yang merupakan istri Pangeran Willem-Alexander, putra Ratu Beatrix, adalah Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Keuangan Inklusif bagi Pembangunan.

Ia mempromosikan keuangan inklusif terutama dalam praktik terbaik dan kebijakan yang dibutuhkan untuk meningkatkan akses terhadap modal terutama individu lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) guna meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement