REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA – Penulis kenamaan Amerika Serikat, Alice Walker, menegaskan komitmennya mendukung boikot kultural terhadap Israel. Peraih Pulitzer Prize itu menolak novel legendarisnya ‘The Color Purple’ diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani.
Walker mengatakan, penolakannya itu dilatarbelakangi dosa-dosa Israel atas kemanusiaan. Menurut dia, kebijakan-kebijakan Israel terhadap kaum kulit hitam dan warga Palestina tidak dapat diterima.
"Israel berdosa atas praktek apartheid dan penganiayaan terhadap warga Palestina, baik di dalam negeri maupun di daerah jajahannya," tulis Walker dalam suratnya kepada Yediot Book seperti dilansir Haaretz, Selasa (19/8).
Pemenang National Book Award kategori fiksi tahun 1983 itu mengaku sempat merasakan pahitnya praktek apartheid pada masa kecilnya di AS. Tapi, apa yang dilakukan Israel dipandangnya lebih buruk daripada pengalaman yang pernah dialaminya.
"Orang-orang Afrika Selatan memberitahu saya bahwa yang dilakukan Israel itu lebih keji dari sekedar apartheid," lanjutnya.
Novel ‘The Color Purple’ karya Walker mendapat sederet penghargaan di level internasional. Novel itu diangkat ke layar lebar oleh Steven Spielberg pada tahun 1985. Versi layar lebar ‘The Color Purple’ tak kalah sukses dengan mendapat 11 nominasi Piala Oscar.