REPUBLIKA.CO.ID,Ketika tiba di Barcelona tahun 1971, Marinus Johan Hendricus Michels – legenda sepakbola Belanda yang dikenal dengan nama Rinus Michels – hanya punya satu tugas; mencangkokan filosofi sepak bola baru dan memperkenalkan total football kepada pemain Katalan. Empat dekade kemudian, sejarah mencatatnya sebagai peletak dasar tiqui taca – kata dalam Bahasa Spanyol yang dibaca tiki-taka.
Sampai tiga dekade sejak kedatangan Michels, tidak ada istilah tiki taka. Kata ini baru muncul di Piala Dunia 2006 dalam pertandingan Spanyol-Italia. Saat itu, Andres Montes – penyiar televisi LaSexta – berulang kali mengucapkan Estamostocando tiki-taka tiki-taka (Kami bermain tiki-taka, tiki taka), untuk menggambarkan permainan Spanyol saat menghadapi Tunisia.
Tidak ada yang tahu pasti dari mana asal ungkapan tiki-taka. Teori yang diterima saat ini menyebutkan tiki taka adalah onomatopoei, atau kata yang terbentuk dari penyebutan sesuatu, permainan juggling. Di Inggris, mainan seperti ini disebut clackers – berupa dua bola plastik yang diayun ke atas dan ke bawah, dan menghasilkan bunyi tik-tak, tik-tak
Di Spanyol dan Inggris, juga di Indonesia, mainan ini populer di era1970-an. Orang Spanyol menyebutnya tiqui taca, atau tiki taka, sebuah kata yang terbentuk berdasarkan bunyi mainan saat dimainkan.