Rabu 20 Jun 2012 03:30 WIB

Perkembangan Sepakbola (I) dari Total Football ke Tiqui Taca

Rep: teguh setiawan/ Red: M Irwan Ariefyanto
Rinus Michels
Foto: funwhileitlasted.net
Rinus Michels

REPUBLIKA.CO.ID,Ketika tiba di Barcelona tahun 1971, Marinus Johan Hendricus Michels – legenda sepakbola Belanda yang dikenal dengan nama Rinus Michels – hanya punya satu tugas; mencangkokan filosofi sepak bola baru dan memperkenalkan total football kepada pemain Katalan. Empat dekade kemudian, sejarah mencatatnya sebagai peletak dasar tiqui taca – kata dalam Bahasa Spanyol yang dibaca tiki-taka.

Sampai tiga dekade sejak kedatangan Michels, tidak ada istilah tiki taka. Kata ini baru muncul di Piala Dunia 2006 dalam pertandingan Spanyol-Italia. Saat itu, Andres Montes – penyiar televisi LaSexta – berulang kali mengucapkan Estamostocando tiki-taka tiki-taka (Kami bermain tiki-taka, tiki taka), untuk menggambarkan permainan Spanyol saat menghadapi Tunisia.

Tidak ada yang tahu pasti dari mana asal ungkapan tiki-taka. Teori yang diterima saat ini menyebutkan tiki taka adalah onomatopoei, atau kata yang terbentuk dari penyebutan sesuatu, permainan juggling. Di Inggris, mainan seperti ini disebut clackers – berupa dua bola plastik yang diayun ke atas dan ke bawah, dan menghasilkan bunyi tik-tak, tik-tak  

Di Spanyol dan Inggris, juga di Indonesia, mainan ini populer di era1970-an. Orang Spanyol menyebutnya tiqui taca, atau tiki taka, sebuah kata yang terbentuk berdasarkan bunyi mainan saat dimainkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement