REPUBLIKA.CO.ID,Manchester City boleh bangga menjadi juara, dan pelatih Roberto Mancini layak bertepuk dada. Namun, tahukah Anda jika perhatian kritikus sepak bola sepanjang musim lalu tertuju pada satu nama; Brendan Rodgers.
Rodgers bukan nama besar. Ia juga tidak menangani klub bergelimang uang dan prestasi, tapi hanya figur yang mengantar Swansea City ke Liga Primer tahun 2011. Ia memimpin Swansea mengakhiri musim pertamanya di Liga Primer di peringkat sebelas.
Sukses ini membuatnya dilirik Liverpool. Ia sempat menolak berkarier di Anfield, dan lebih suka bertahan di Liberty Stadium bersama Swansea. Manajemen The Reds berhasil membujuknya, dan Rodgers resmi menangani Liverpool musim ini.
Duncan White, wartawan Sunday Telegraph, secara khusus mengamati sepak terjang Rodgers dan Swansea City sepanjang musim lalu. Ia sempat menemui sejumlah kolumnis sepak bola Inggris, dan membicarakan apa yang dilakukan Rodgers di Liberty Stadium.
“Banyak kolumnis berkesimpulan Rodgers mencangkok tiki-taka Spanyol dan Barcelona, serta total football Belanda di Swansea, dan memainkannya dengan sumber daya terbatas,” ujar White.
Dalam wawancaranya dengan sejumlah koran terbitan London, Rodgers mengakui hal itu. Menurutnya, tiki-taka dan total football membawa Swansea ke Liga Primer. Sistem bermain itu pula yang membuat Swansea melewati musim pertamanya di Liga Primer dengan relatif sukses.