Saksi Dakwah Sunan Bonang
Masjid Agung Tuban selain sebagai sarana ibadah juga digunakan sebagai sarana penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Terlebih lagi Kabupaten Tuban merupakan kabupaten pertama pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit yang bupatinya memeluk agama Islam.
Pada masa itu memang mayoritas masyarakat Jawa memeluk agama Hindu. Peran penting Tuban yang saat itu menjadi bandar perdagangan internasional yang banyak dikunjungi pedagang dari penjuru dunia termasuk pedagang dari Persia, Irak, India yang membawa penyebar agama Islam.
Salah satu tokoh penting yang ikut andil dalam penyebaran agama Islam di wilayah Pulau Jawa bagian timur ini adalah Sunan Bonang. Dari bangunan masjid kecil yang ia dirikan, salah satu dari sembilan wali penyebar Islam di tanah Jawa ini memberikan pengajaran mengenai Islam kepada penduduk setempat.
Dalam berdakwah, Raden Makdum Ibrahim nama lain Sunan Bonang, sering menggunakan alat musik tradisional yang disebut bonang. Bonang adalah sejenis gamelan yang terbuat dari besi atau kuningan yang bagian tengahnya dibuat menonjol. Bila tonjolan itu dipukul dengan kayu yang lunak, maka akan timbul suara yang merdu.
Pada waktu itu, bunyi demikian sudah sangat mengasyikkan telinga. Apalagi yang membunyikan bonang itu seorang wali, maka bunyinya mempunyai pengaruh yang luar biasa. Sehingga, banyak penduduk yang berbondong-bondong ingin menyaksikan dan mendengar dari dekat.
Sunan Bonang yang cerdik sudah memperhitungkan hal itu, maka ia mempersiapkan sebuah kolam di depan masjid. Siapa yang masuk ke masjid harus membasuh kakinya. Setelah mereka berkumpul di dalam masjid, ia pun mengajarkan tembang-tembang yang berisikan ajaran Islam.
Sepulangnya dari masjid, tembang itu mereka hafalkan di rumah. Sanak saudara mereka pun turut menyanyikan tembang itu karena tertarik akan kemerduan lagunya. Demikian cara Sunan Bonang berdakwah sehingga santrinya tersebar di berbagai penjuru nusantara.
Meski bangunan Masjid Agung Tuban ini tidak didirikan secara langsung oleh Sunan Bonang, tetapi ia tetap kaya akan nilai-nilai sejarah. Paling tidak hadirnya masjid ini telah menjadi saksi sejarah keberhasilan Sunan Bonang mendakwahkan Islam di wilayah Tuban.
Mitos
Banyak cerita rakyat yang berkembang di Tuban akan kiprah dan sosok Sunan Bonang. Cerita itu kini telah menjadi mitos yang patut diteliti kembali kebenarannya. Salah satunya, konon, ketika pembangunan masjid dilakukan, banyak warga setempat yang meragukan ketepatan akan tempat imam mengarah ke kiblat (Ka'bah). Mereka pun menyampaikan hal tersebut pada Sunan Bonang.
Atas pertanyaan dan keraguan warga itu, Sunan Bonang melubangi sebuah batu dekat tempat imam dengan tongkatnya. Setelah itu, tongkat pun dicabut dan lubang itu diperlihatkan pada masyarakat. Dari lubang itu, warga masyarakat bisa melihat kiblat (Ka'bah), dan akhirnya mereka menyatakan bahwa tempat imam tepat dengan arah kiblat.