Kamis 21 Jun 2012 21:15 WIB

Wahabi, Antara Pemurnian Akidah Hingga Sosial-Politik (3)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Peranan Inggris

Abdullah Mohammad Sindi, seorang profesor hubungan internasional berkebangsaan Saudi-Amerika, dalam artikelnya yang bertajuk Britain and the Rise of Wahhabism and the House of Saud, menyebutkan, pemerintah Kerajaan Inggris turut andil dalam membidani kelahiran gerakan Wahabi.

Menurut dia, Inggrislah yang telah merekayasa Abdul Wahab sebagai imam dan pendiri gerakan Wahabi, untuk tujuan menghancurkan Islam dari dalam dan meruntuhkan Daulah Turki Utsmani.

Seluk-beluk tentang konspirasi Inggris dengan Abdul Wahab, papar Prof Sindi, tertulis dalam buku memoar Hempher: The British Spy to the Middle East. Dalam karya tersebut, sebagaimana dikutip Nur Khalik Ridwan dalam buku Doktrin Wahhabi dan Benih-Benih Radikalisme Islam, Hempher menyebut sang pendiri Wahabi sebagai asuhan dari mata-mata Inggris.

Hempher dalam memoar itu, menyebut dirinya sebagai guru Abdul Wahab, sang pendiri sekaligus ideolog Wahabi. Guna memudahkan tugasnya sebagai seorang mata-mata Inggris, menurut Prof Sindi, Hempher berpura-pura menjadi seorang Muslim dan memakai nama Muhammad.

Dengan cara yang licik, Hempher mendekati Abdul Wahab dalam waktu yang relatif lama. Menurut Prof Sindi, Hempher telah memberi Abdul Wahab uang dan hadiah-hadiah lainnya, mencuci otaknya dengan meyakinkannya bahwa orang-orang Islam mesti dibunuh, karena mereka telah melakukan penyimpangan yang berbahaya.

Mereka (kaum Muslim-Red) telah keluar dari prinsip-prinsip Islam yang mendasar, mereka semua telah melakukan perbuatan-perbuatan bid'ah dan syirik. Hempher juga membuat sebuah mimpi liar (wild dream), dan mengatakan bahwa dia bermimpi Nabi Muhammad SAW mencium kening Abdul Wahab.

Berdasarkan versi itu, Abdul Wahab menjadi terobsesi dan merasa bertanggung jawab untuk melahirkan suatu aliran baru di dalam Islam, yang bertujuan memurnikan dan mereformasi Islam. Aliran ini lalu menyerang dan memberantas semua adat kebiasaan buruk yang terdapat dalam masyarakat Arab.

Menurut Wahabi, orang yang menyembah selain Allah SWT telah musyrik dan boleh dibunuh. Wahabi pun dipandang sebagai salah satu aliran yang menumbuhkan benih-benih radikalisme dalam Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement