REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjelang digelarnya Piala Asia U-22, Stadion Utama PON Riau masih bermasalah. Salah satu masalah terkait sisa pelunasan pembayaran untuk 12 perusahaan subkontraktor stadion tersebut.
"Kami mendukung pelaksanaan turnamen internasional Piala Asia U-22. Tapi hak kami juga seharusnya dipenuhi," kata Ketua Forum Komunikasi Sub-kontraktor Stadion Utama PON XVIII Riau Hari Puas Diarso di Jakarta, Kamis (21/6).
Dia membantah pihaknya menghalangi pelaksanaan kualifikasi Grup E Piala Asia U-22 yang akan digelar 5-15 Juli mendatang itu. "Kami memohon ada dialog soal ini. Kami sudah menunggu hampir delapan bulan. Karena kami harus membayar keringat para pekerja," katanya.
Forum Komunikasi Sub Kontraktor Stadion utama PON Riau mendesak pihak Konsorsium (KSO) yang terdiri dari tiga perusahaan pelat merah yakni, PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero, PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya untuk segera melunasi hutangnya.
Ia menjelaskan, hutang Konsorsium kepada Subkon hampir Rp35,7 miliar, kemudian diangsur setelah pertemuan pada tanggal 24 Mei 2012 sebesar Rp8 miliar untuk 12 subkon yang dibagi secara proporsional sesuai tagihan mereka.
Sementara progres pekerjaan yang sudah diajukan Konsorsium kepada owner dalam hal ini Pemprov Riau melalui Dispora Riau sudah 98 persen. Tapi Pemprov baru membayar 82 persen (Rp700 miliar) dari total nilai proyek Rp900 miliar lebih kepada Konsorsium.
Sementara yang dibayar Konsorsium kepada subkon baru di bawah 50 persen. Seharusnya, begitu Konsorsium dibayar Pemprov, hutangnya kepada kami juga dibayar," tegasnya.
Sementara itu, PSSI Pusat dikabarkan melakukan peninjauan dalam persiapan Riau sebagai tuan rumah kualifikasi ini. Pada penyisihan Piala Asia U-22, tuan rumah Indonesia berada di Grup E bersama, Jepang, Makau, Singapura, Timor Leste, dan Australia.