REPUBLIKA.CO.ID, Mutiah menjelaskan, cambuk ini sangat penting fungsinya. Jika suami Mutiah merasa masakan istrinya tidak enak, dia ridha cambuk yang ‘bicara’.
Mutiah akan menyerahkan cambuk kepada suaminya untuk dipukulkan ke punggungnya. “Berarti aku tidak bisa melayani suami dan menyenangkan hatinya,” kata Mutiah.
“Apakah itu kehendak suamimu?” tanya Fatimah.
“Ini bukan kehendak suami. Suamiku orang yang penuh kasih sayang. Semua ini kulakukan karena keinginanku sendiri, agar jangan sampai menjadi istri durhaka kepada suami.”
Jawaban Mutiah menjadi jawaban atas misteri yang selama ini dicari Fatimah. Masya Allah, demi menyenangkan suami, Mutiah rela dicambuk.
“Aku hanya mencari keridhaan dari suami, karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan suami ridha kepada istrinya,” ujar Mutiah.
“Ternyata ini rahasianya,” gumam Fatimah.
Mutiah kini balik heran, “Maksudnya rahasia apa, Fatimah?”
Fatimah menjelaskan bahwa Rasulullah mengatakan dirinya (Ummu Mutiah) adalah perempuan yang diperkenankan masuk surga pertama kali.
“Pantas saja kelak Mutiah menjadi perempuan pertama masuk surga. Dia menjaga diri dan sangat tulus berbakti kepada suami,” ujar Fatimah dalam hati.
Apa yang dilakukan Mutiah bukan simbol perbudakan suami kepada istrinya. Melainkan cermin ketulusan, dan pengorbanan istri yang patut mendapat balasan surga.