Jumat 22 Jun 2012 20:13 WIB

Selain Fokker, TNI AU Juga Ganti Pesawat Ovitten

Rep: A.Syalaby Ichsan/ Red: Hazliansyah
 PESAWAT JATUH. Pesawat Fokker 27 jatuh di sekitar kompleks perumahan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/6). Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, enam dari tujuh penumpang pesawat Fokker 27 bernomor regis
Foto: FOTO ANTARA/M Agung Rajasa
PESAWAT JATUH. Pesawat Fokker 27 jatuh di sekitar kompleks perumahan Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (21/6). Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, enam dari tujuh penumpang pesawat Fokker 27 bernomor regis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasca jatuhnya pesawat latih jenis Fokker 27, TNI AU akan mengganti seluruh pesawat latih jenis itu. Tidak hanya Fokker 27, TNI AU pun bakal mengganti dua unit pesawat ovitten berjenis OV-10F Bronco yang sudah tidak digunakan sejak 2007.

"Selain Fokker, terdapat pesawat jenis Ovitten yang akan diganti," ungkap Kapuspen TNI Iskandar Sitompul, saat dihubungi Republika, Jumat (22/6).

Menurutnya, pesawat ovitten akan diganti dengan empat unit pesawat supertokano yang bakal didatangkan dari Brazil September mendatang.

Terkait dengan Fokker, Iskandar mengungkapkan, sebelumnya TNI AU memiliki enam pesawat latih namun dua diantaranya hancur akibat kecelakaan. Selain di komplek Rajawali, Halim Perdanakusumah kemarin, Fokker TNI AU juga pernah jatuh pada 6 April 2009 silam. Pesawat itu menimpa PT Dirgantara Indonesia dan menewaskan 24 korban jiwa.

"Kayaknya saat itu masalah cuaca," jelas Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI, Azman Yunus, di Jakarta.

Azman pun masih bersikukuh enggan menyebutkan penyebab jatuhnya Fokker 27 kali ini. "Saya tegaskan penyelidikan tidak dibuka untuk publik," ungkapnya.

Menurutnya, empat fokker yang ada untuk sementara akan dikandangkan sambil menunggu hasil investigasi. Sementara itu, sembilan pesawat CN295 akan dipersiapkan untuk mengganti kebutuhan pesawat latih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement