REPUBLIKA.CO.ID, Putrajaya, sebuah wilayah di Malaysia, adalah pusat pemerintahan administratif Negeri Jiran itu. Wilayah ini menjadi sebuah kota modern yang dilengkapi berbagai fasilitas mewah. Putrajaya memang telah memberikan catatan pada sejarah baru mengenai perencanaan kota modern di negeri ini.
Malaysia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, pusat keislaman, dan tempat ibadah menjadi hal terpenting.
Untuk itu, saat pemerintahan dipimpin oleh Mahathir Muhammad, di wilayah Putrajaya didirikan sebuah masjid besar yang bersebelahan dengan kantor pemerintahan Perdana Menteri Malaysia, yang bernama Perdana Putra.
Masjid itu diberi nama Masjid Putra yang diambil dari nama Perdana Menteri (PM) Malaysia Pertama, Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj. Masjid ini merupakan salah satu bagian kebesaran dan landmark Kota Putrajaya.
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1997 dan selesai dua tahun kemudian. Letaknya berhadapan dengan danau Putrajaya. Dari masjid ini, dapat dilihat dengan jelas keindahan danau yang luas dan kawasan seantero Putrajaya yang asri.
Karena lokasinya yang berada di bibir danau Putrajaya, secara sepintas, Masjid Putra ini tampak seperti masjid terapung. Lokasinya yang memang menjorok ke arah danau, menjadikan Masjid Putra kelihatan seperti terapung-apung di permukaan danau buatan ini.
Di depan Masjid Putra, para pengunjung akan melihat sebuah pemandangan lapangan besar berbentuk persegi, dengan tiang-tiang bendera negara bagian Malaysia berjejer di sana.
Sebelum memasuki bangunan masjid, seseorang akan dihadapkan pada sebuah bangunan gerbang masjid yang sangat tinggi dan megah. Gerbang ini dilengkapi dengan hiasan berbentuk geometris yang merupakan ciri arsitektur Islam serta seni kaligrafi yang indah. Gerbang dibentuk mirip dengan gerbang pada Masjid Raja Hassan II di Casablanca, Maroko.
Gerbang tersebut dibuat dengan material dari granit berwarna merah dipadu dengan kayu cengal bercorak cokelat, untuk meningkatkan fitur dekoratif pada bagian pintu, jendela, dan panel. Gerbang ini juga dilengkapi ruang informasi dan tangga menuju tempat wudhu di lantai dasar.
Bangunan masjid yang didominasi warna merah muda ini menggabungkan ciri-ciri arsitektur modern dan tradisional, yakni dengan mengadopsi seni arsitektur Persia zaman Kerajaan Safawi dan beberapa elemen yang berasal dari budaya Muslim lainnya.