Sabtu 23 Jun 2012 19:04 WIB

Romahurmuziy: Indonesia Negara Gagal tak Perlu Dibesarkan

sekjend PPP  M Romahurmuziy
Foto: entbluextv.com
sekjend PPP M Romahurmuziy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembanguan Muhammad Romahurmuziy mengimbau masyarakat Indonesia tidak perlu membesar-besarkan penempatan Republik Indonesia sebagai negara gagal pada peringkat ke-63 dari 178 negara.

"Saya menilai penilaian negara gagal terhadap Republik Indonesia dasarnya tidak valid dan akurat sehingga tidak perlu dibesar-besarkan," kata Muhammad Romahurmuziy melalui telepon selulernya di Jakarta, Sabtu (23/6).

Menurut dia, ada tiga pertimbangan mengapa penempatan Republik Indonesia sebagai negara gagal tidak perlu dibesar-besarkan.

Pertama, lembaga yang menyusun indeks tersebut hanya menganalisis melalui sumber esai, artikel, dan berita di media massa berbahasa Inggris sehingga kesimpulannya sangat bias dalam perspektif Barat.

Kedua, peringkat yang diterapkan untuk Indonesia tidak sejalan dengan persepsi positif dari tim itu sendiri yang menjadi tema 'Indonesian Country report: In recent years, Indonesia has been a success story with significant economic growth and successfully survived global economic crisis'.

Kemudian ketiga, menurut dia, dengan hanya bersumber pada tulisan sumber pada tulisan esai, artikel, dan berita, maka indeks yang dihasilkan lebih bersifat perspektif ketimbang faktual.

"Kendati demikian, isu korupsi yang cukup tinggi di Indonesia menjadi penyumbang buruknya peringkat Indonesia, tentu hal ini harus menjadi bahan evaluasi bagi seluruh anak bangsa," katanya.

Sebelumnya, sebuah lembaga mengumumkan indeks negara gagal tahun 2012, di Washinton DC, Amerika Serikat.

Pada pengumumnan tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-63 dari 178 negara. Pada pengumuman tersebut, Indonesia termasuk ke dalam kelompok negara-negara dalam bahaya menuju gagal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement