REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Pasukan dari Korea Selatan dan Amerika Serikat Sabtu meluncurkan latihan manuver maritim terpadu di Laut Kuning dengan partisipasi kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS George Washington.
Menurut Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS), tiga hari latihan tersebut memobilisasi sekitar 10 kapal perang dan kapal selam. Selain kapal induk George Washington, Korea Selatan menyertakan kepal perusak King Sejong dalam dalam latihan.
Pelatihan ini, yang berlangsung di dekat sebuah pulau Korea Selatan di lepas kota pantai barat Taean di Laut Kuning, juga melibatkan sekitar 8, 000 personil angkatan laut kedua sekutu dan angkatan udara, bersama dengan jet-jet tempur F-15K Korea Selatan dan F-18 super Hornet Amerika Serikat.
Tujuan latihan adalah untuk meningkatkan pengoperasian kekuatan gabungan antara kedua sekutu itu, kata JCS. Menurut rencana, kedua belah pihak akan melakukan manuver untuk bersama-sama mendeteksi dan melacak peluru kendali jarak jauh yang diluncurkan oleh Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) serta mencegat kapal selam Korea Utara.
Latihan datang sebagai tindak lanjut dari latihan dua hari angkatan laut trilateral dengan Jepang di perairan pulau selatan Korea Selatan Jeju yang baru saja berakhir pada Jumat.
Juga pada Jumat, dua sekutu mengadakan latihan terbesar yang pernah terjadi dengan menggunakan peluru tajam di Pocheon, dekat perbatasan dengan Korea Utara untuk menandai ulang tahun ke-62 pecahnya Perang Korea.
Rangkaian latihan militer terjadi di tengah ketegangan yang terus-menerus di semenanjung itu menyusul peluncuran satelit Korea Utara yang gagal pada April, yang dipandang sebagai kedok bagi ujicoba peluru kendali jarak jauh dan memancing kecaman dari Dewan Keamanan PBB.
Sebagai tanggapan, Pyongyang pada Jumat mengecam latihan angkatan laut bersama oleh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang itu sebagai "tindakan yang disengaja untuk memprovokasi perang, yang telah mendorong Semenanjung Korea dan seluruh Asia Timur Laut ke tepi konflik bersenjata."