REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI —- Kabupaten Sukabumi akan mengembangkan kawasan sentra tanaman jarak. Rencananya, pengembangan tersebut akan melibatkan investor dari Jepang. Tanaman jarak pagar dikenal sebagai bahan bakar alternatif biodiesel.
‘’Lahan yang disiapkan mencapai sekitar 2.500 hektare,’’ ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sukabumi, Maman Suparman, Ahad (24/6). Menurutnya, ribuan hektare tersebut tersebar di 20 kecamatan. Ke depan, semua kecamatan Kabupaten Sukabumi akan dijadikan lahan tanam jarak pagar.
Ditargetkan, pada akhir Juli 2012 ini akan dilakukan penanaman jarak pagar secara serentak. Investor asal Jepang yang tertarik untuk mengembangkan jarak pagar itu, yakni Okinawa Biodiesel.
Maman mengatakan, penanaman jarak pagar sebenarnya tidak akan memakan areal yang luas. Pasalnya, tanaman tersebut bisa tumbuh di sela tanaman lain atau sebagai pagar.
Pola tersebut akan memberikan keuntungan lebih bagi para petani. Terlebih, kini hasil panen tanaman jarak sudah ada penampungnya. Hasil panen jarak nantinya akan dibeli langsung oleh investor dengan harga Rp 2 ribu per kilogram.
Investor pun, ujar Maman, akan menyediakan benih siap tanam yang pembibitannya dilakukan di daerah sekitar lahan garapan dengan usia benih antara 1,5 bulan hingga 2 bulan. Bahkan, investor juga yang menyediakan pasokan pupuk kandang untuk tanaman jarak.
Untuk menjalin kerja sama, sambung Maman, investor akan melakukan tahapan seleksi terhadap petani yang siap untuk menanam jarak pagar. Selepas terpilih nanti, para petani akan diberikan pelatihan cara menanam dan memelihara tanaman jarak pagar. Dalam proses pertumbuhan, investor juga akan memberikan pendampingan hingga akhirnya masuk masa panen.
Lebih lanjut Maman mengungkapkan, tidak menutup kemungkinan perusahaan Jepang ini akan membangun pabrik untuk mengolah tanaman jarak. Sehingga proses produksi minyak menjadi bahan bakar biodiesl tersebut bisa langsung dilakukan di Sukabumi.