REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK-- Ribuan pendukung kaos merah di Bangkok kembali turun ke jalan. Mereka melakukan aksi turun ke jalan sebagai bentuk kepedulian pada ancaman demokrasi.
Pemimpin kaos merah Kokaew Pikulthong mengatakan, Ahad (24/6) ribuan orang pendukung kaos merah berkumpul di Monumen Demokrasi di Bangkok. Mereka memperingati 80 tahun berakhirnya kekuasaan monarki absolut di Thailand. Mereka mengaku turun ke jalan untuk menunjukan kepedulian mereka pada demokrasi di Thailand.
"Mari kita mempersiapkan diri, untuk perjuangan yang belum selesai," kata Pikulthong seperti dilansir kantor berita AFP.
Perdana Menteri Thailand yang juga merupakan adik mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, Yingluck Shinawatra, telah mengusulkan perubahan konsitusi di Thailand. Usulan perubahan tersebut sebagai bagian dari rencana rekonsiliasi untuk mengakhiri krisis politik di Thailand.
Saat ini Mahkamah Konstitusi Thailand sedang memeriksa amandemen pemerintah untuk konstitusi. Amandemen ini disusun oleh pemerintah militer pada 2007, setelah digulingkannya Thaksin oleh kudeta militer pada 2006. Kala itu, Thaksin digulingkan oleh para jenderal royalis, mereka melihatnya sebagai ancaman terhadap monarki.
Saat ini Thaksin tengah berada dalam pengasingannya di Dubai, untuk menghindari hukuman penjara. Sebelumnya ia dinyatakan bersalah karena dianggap melakukan penyalahgunaan kekuasaan di Thailand.
Unjuk rasa yang dilakukan pendukung Thaksin, kaos merah, dengan anti-Thaksin, kaos kuning, kerap menimbulkan pertumpahan darah. April-Mei 2010 lalu, lebih dari 90 orang tewas dan hampir 2000 orang terluka dalam aksi unjuk rasa kaos merah yang berakhir bentrok.