REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Dua Muslimah Kanada menerima penghargaan dari ratu Elizabeth II saat peringatan "Diamond Jubille" beberapa waktu lalu. Penghargaan itu diberikan atas jasa keduanya dalam memperjuangkan nasib tuna netra.
Adalah Rabia Khedr dan Uzma Khan yang mendapatkan kehormatan itu. "Sangat terhormat bagi kami untuk menjadikan Kanada dan dunia tempat yang sehat dan aman. Aku bangga menjadi warga Kanada," kata dia seperti dikutip onislam.net, Senin (25/6).
Khedr mengaku bahagia perjuangannya diakui dan dihargai. "Aku menjadi satu dari 600 Muslim Kanada yang memperoleh medali itu. Tentu suatu kehormatan," katanya.
Dua bersaudara ini kehilangan pengelihatan mereka akibat kelainan pigmen dalam retina yang disebabkan kelainan genetis. Meski tidak "sempurna" mereka tidak menyerah dengan keadaan, mereka bekerja keras memperjuangkan hak para tuna netra.
"Aku punya dua adik, keduanya mengalami cacat intelektual dan memiliki masalah mata yang sama. Tentu aku harus mengambil peran kepemimpinan dalam rumah," kata dia.
Khedr telah menjadi aktivis tuna netra sejak memasuki jenjang perkuliahan. Ia merupakan anggota aktif Asosiasi Mahasiswa Muslim Amerika (MSA). Kini, ia aktif menjadi bagian dari Asosiasi Muslim Penyandang Cacat Kanada.
"Aku buta, dan aku Muslim. Tentu aku juga harus aktif untuk terus memperjuangkan mereka yang kurang beruntung," kata dia.
Lulus kuliah, Khedr mendirikan perusahaan konsultan. Perusahaannya itu tetap bergerak dibidang sosial. Ia juga mengurusi Dewan Jaringan Kesehatan Perempuan Ontario. Meski terbilang sibuk, Khedr tak lupa untuk membina keluarga. Ia telah menikah, dan memiliki empat anak.
Setali tiga uang dengan kakaknya, Uzma Khan juga aktif memperjuangkan mereka yang kurang beruntung. Ia juga bekerja di bank Kanada.
Populasi Muslim Kanada mencapai 2,8 persen dari 32,8 juta penduduk Kanada. Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas Muslim bangga menjadi Kanada, dan bahwa mereka lebih berpendidikan daripada populasi umum.