REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta Islamic Schools (JISc) ada karena Allah menghendaki. Itulah ungkapan Fifi Proklawati Jubilea, pendiri JISc, sekolah yang dibangun sejak 2002.
Takdir Allah itu mengalir melalui rezeki maupun segala kemudahan sehingga kini sekolah Islam bertaraf internasional tersebut memiliki cabang di Jakarta, Depok, Bekasi, dan Boys Boarding School di kawasan Mega Mendung, Bogor.
Jika menengok ke belakang, sekolah yang berpusat di Pangkalan Jati, Kali Malang, Jakarta Timur tersebut, awalnya penuh kesederhanaan. Bangunan minimalis itu pun statusnya menyewa untuk menampung 180 siswa play group, TK, dan SD.
Tetapi, berbekal keyakinan kepada Allah, idealisme membentuk anak-anak Islami membuat Fifi terus bersemangat mengembangkan JISc. Kurang dari lima tahun, ibu tiga anak ini sudah bisa membeli lahan yang sangat luas, lalu membangun JISc.
Kini JISc siap menampung mulai Play Group, TK, SD, SMP, SMA yang jumlah seluruh siswanya 2.000 orang, dengan jumlah pegawai 350 orang. “Segalanya dimudahkan Allah, termasuk mendapat guru yang bagus-bagus,” kata Fifi..
Perempuan yang akrab disapa Mam Fifi ini memformulasikan pembelajaran di JISc dengan menggabungkan metode belajar dari Malaysia, Singapura, dan Australia. Kurikulum internasional ini digabungkan dengan nilai-nilai Islam di setiap mata pelajarannya. Nilai-nilai Islam ini sebagai fondasi bagi generasi Muslim. Dari sini jelas kalau JISc sebagai sekolah Islam internasional.
Namun, hal ini tidak membuat Mam Fifi langsung puas. Ia terus mencari dan menemukan konsep sekolah Islam internasional yang sesungguhnya. Sampai akhirnya perempuan berkerudung ini menemukan misi jitu, yaitu membentuk khalifah berwawasan internasional, berakhlak Islami, dan tetap memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia. “Dari misi ini kita akan terus memperbaiki kurikulum agar lebih baik lagi,” ujarnya.