REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Laga antara Persema Malang yang menjamu Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) di Stadion Gajayana, Senin malam, batal digelar karena pemain tuan rumah mogok bertanding.
Para perangkat pertandingan dan tim Persija sudah hadir di Stadion Gajayana sekitar 30 menit sebelum "kick off" babak pertama pada pukul 19.00 WIB. Namun, tim tuan rumah tak satupun yang hadir, baik pemain maupun manajemen.
Perangkat pertandingan dan tim Persija tetap menunggu dan memberikan kesempatan selama 15 menit pada tuan rumah, namun tidak juga datang. Setelah berdiskusi dengan kapten tim tamu, akhirnya Wasit tetap menggelar "kick off".
Hanya saja, setelah melakukan "kick off" sebagai kelaziman sebuah pertandingan, wasit dan perangkat pertandingan kembali keluar lapangan dan pengawas pertandingan juga akan membuat laporan sesuai prosedur ke LPIS.
Manajer Persema Asmuri mengakui, mogoknya para pemain mata karena belum dipenuhinya hak-hak mereka, yakni gaji selama tiga bulan dan bonus setiap kemenangan sejak Januari hingga Juni.
"Sebenarnya kami sudah menemui para pemain di mess Jalan Majapahit beberapa jam sebelum pertandingan digelar dan kami tawarkan satu bulan gaji dulu, namun mereka tetap tidak mau melakoni pertandingan lawan Persija," tegasnya.
Asmuri mengaku, manajemen sudah tiada henti menanyakan masalah gaji dan bonus pemain tersebut ke konsorsium, namun konsorsium juga mengalami krisis keuangan, sehingga dampaknya seperti sekarang ini, tim yang dirugikan.
Batalnya laga Persema menjamu Persija tersebut apakah nanti akan memberikan keuntungan kemenangan WO pada Persija dan tuan rumah dikurangi tiga poin atau pertandingan akan ditunda, masih menunggu keputusan dari LPIS.
Para pemain Persema akhirnya benar-benar mogok setelah beberapa kali hanya mengeluarkan ancaman akibat belum dibayarkannya gaji dan bonus mereka. Padahal, saat ini Persema sedang mengincar posisi "runner up" LPI karena rivalnya, Semen Padang, sudah semakin dekat dengan gelar juara musim tahun ini.