REPUBLIKA.CO.ID, SANGATTA -- Sejumlah organisasi mahasiswa dan LSM Kutai Timur Kalimantan Timur mengkritik cara Bupati Isran Noor yang ikut "saweran" atau memberi hadiah Rp350 juta kepada lima besar kontestan Indonesian Idol di Jakarta, Sabtu (23/6) malam.
Para mahasiswa di Kutai Timur, Senin, menyatakan prihatin atas tindakan Isran Noor karena memberi ratusan juta rupiah padahal kondisi Kutai Timur saat ini masih membutuhkan perhatian dan anggaran untuk membangun berbagai kebutuhan rakyat.
Organisasi mahasiswa dan LSM yang menyampaikan kritikan itu adalah Persaudaraan Pemuda Etnis Nusantara (PENA), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Stiper dan Tim Penyelamat Aset Daerah (TPAD) Kutai Timur.
"Pembangunan infrastruktur jalan ibukota kabupaten dan gang-gang dalam kota hingga jalan pedesaan kondisinya rusak berat dan becek, perlu perhatian, harusnya itu yang diperbaiki," kata Ketua Persaudaraan Pemuda Etnis Nusantara (PENA) Alek Bajo.
Kritikan sejumlah mahasiswa itu juga disampaikan melalui surat yang ditujukan kepada DPRD Kutai Timur, yang dinilai lemah dalam melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pembangunan yang dilakukan pihak eksekutif. Mahasiswa dan LSM meminta DPRD untuk menjadwalkan diskusi dengan Bupati Isran untuk menjelaskan asal usul uang Rp350 juta yang digunakan.
"Selain akan menanyakan dana hadiah untuk artis Indonesian Idol, juga kami akan meminta penjelasan pembangunan mana saja yang telah dilaksanakan," kata Mokhtar, Ketua PMII Kutai Timur yang dibenarkan Agustinus Ferdiluko, Ketua Cabang GMNI Kutai Timur.
Ketua LSM Pemantau Aset Daerah Haji Sapri menyayangkan pemberian hadiah Rp350 juta yang dilakukan seorang bupati.
"Masih banyak yang harus dibenahi dan dikerjakan dalam daerah yang tentunya masih butuh anggaran. Silakan saja menyumbang dengan dana pribadi, itu hak Pak Isran, namun sebaiknya tidak sebanyak itu karena masih banyak hal lain yang lebih bersentuhan dengan rakyat," kata Haji Sapri.