REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Demi menyelesaikan sejumlah masalah terkait keamanan di Papua, Kepolisian RI bersama TNI dan pemerintah daerah mencoba mengembangkan pendekatan budaya. Kepala Kepolisian RI, Jenderal Polisi Timur Pradopo, Selasa (26/6) di Jakarta, mengatakan ia berharap dengan pendekatan itu maka masalah keamanan dapat diatasi.
"Langkah-langkah seperti ini akan terus kita lanjutkan. Operasi yang berkaitan dengan penggalangan mengajak masyarakat untuk tidak melanggar hak apalagi melakukan langkah-langkah yang bertentangan dengan hak negara," kata Kapolri kepada wartawan usai rapat terbatas bersama presiden di ruang VVIP, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Ia menjelaskan beberapa waktu yang lalu 11 orang yang mengaku dari pemberontak bersenjata di Serui, Papua, menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib. Mereka berbalik menyatakan mendukung NKRI.
"Di Serui, ada 11 orang yang menyerahkan diri yang awalnya dia melakukan atau menamakan diri pmberontakan bersenjata. Kemudian langkah-langkah ini selanjutnya adalah kerja keras dari Polri dan juga masyarakat di wilayah tersebut. Hari Sabtu kemarin 11 orang menyatakan diri mendukung NKRI," katanya.
Perang suku Timika
Sementara itu terkait dengan penyelesaian masalah perang suku di Timika, Kapolri juga berharap pendekatan kultural bisa menyelesaikan masalah tersebut.
"Kemudian untuk kaitan dengan masalah perang suku,tentunya ini memerlukan penanganan khusus. Sehingga kita perlu lebih banyak melibatkan unsur pemda dan penyelesaian dengan tradisi (budaya). Jadi,TNI dan Polri mengelola agar pemda juga bisa bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh kedua suku tadi," kata Timur.
Presiden Yudhoyono setibanya dari lawatan ke luar negeri, langsung menggelar rapat terbatas yang dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri, tiga kepala staf dan sejumlah pejabat lainnya.
Kepala Negara mendengarkan laporan perkembangan situasi dalam negeri selama lawatannya ke luar negeri sejak 16 Juni ke Meksiko, Brazil dan Ekuador.