REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Terpilihnya Mohammed Mursi sebagai Presiden Mesir merupakan peristiwa bersejarah bagi negara itu sejak tujuh dekade silam. Sebab, seorang sipil mampu menduduki tampuk kepemimpinan Mesir yang terbiasa dengan dominasi militer. Karena itu, ada indikasi militer Mesir akan menjadi pengganjal utama presiden terpilih dalam menjalani pemerintahannya.
Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri, Muhyidin Junaidi, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan terpilihnya dua presiden terdahulu, yakni Anwar Sadat dan Husni Mubarak merupakan buah dari kehebatan rekayasa kelompok milter. “Kelompok ini memiliki pengaruh kuat,” kata dia saat berbincang dengan ROL, Selasa (26/5).
Kyai Muhyidin menjelaskan ada sejumlah faktor yang menyebabkan militer Mesir masih memiliki pengaruh yang kuat. Pertama, dukungan dana dari Amerika Serikat (AS). “Pertahun 4-5 miliar dollar AS digelontor kan AS untuk Mesir. Belum bantuan yang lain,” kata dia.
Kedua, lanjut dia, lobi Israel sangat kuat. Negera Yahudi itu sangat berkepentingan agar Mesir dimpimpin oleh seorang militer yang pro barat. “Mereka berharap, dengan kepemimpinan militer dalam pemerintahan Mesir maka apa yang diinginkan Israel dapat diamini Mesir,” ujarnya.
Menurutnya, kedua faktor inilah yang membuat militer menjadi kelompok ekslusif dan imun. "Mereka di atas segalanya,” tambah dia.