Rabu 27 Jun 2012 05:28 WIB

Waduh, SARS dan Flu Babi Diprediksi Mewabah Lagi

Flu Babi (Ilustrasi)
Flu Babi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sepuluh tahun terakhir, dua pandemi telah mengkhawatirkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, yaitu infeksi saluran pernapasan dikenal sebagai SARS dan virus flu babi yang dikenal sebagai H1N1.

Kasus H1N1 masih terus bermunculan secara sporadis. Seiring meningkatnya ancaman potensial lainnya, termasuk virus flu H5N1 atau flu burung, pejabat kesehatan internasional mengambil tindakan untuk mencegah pandemi baru. Virus influenza H1N1 menginfeksi sekitar 61 juta orang semasa pandemi tahun 2009. Dave Cornwell adalah salah satunya. 

"Saya mengalami demam, pegal-pegal, seperti gejala flu. Dan ketika saya berada di ruang gawat darurat selama beberapa jam, seseorang datang dan mengatakan ini sepertinya flu babi,” ungkap Dave.

H1N1 - yang juga dikenal sebagai flu babi - menewaskan sekitar 18.000 orang di seluruh dunia. Penyakit yang dimulai pada bulan April 2009 di Amerika Utara itu dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Tujuh tahun sebelumnya, ada wabah Sindrom Saluran Pernapasan Akut Berat atau SARS, yang berasal dari Asia Timur.

"Ada sekitar 8.000 kasus SARS pada tahun 2002-2003, meskipun parah tapi tidak meluas.  Dan H1N1 tidak parah, tapi tersebar luas di seluruh dunia," papar Dr. Kevin De Cock , direktur Pusat Kesehatan Global pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta, Georgia.

Ia menambahkan, "Kita tidak bisa selalu bergantung pada tingkat keparahan dan penyebarannya. Kita siap, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja."

Dr. Isabelle Nuttall adalah seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia di Jenewa. Dia mengatakan banyak kemajuan telah dicapai dalam mempersiapkan diri menghadapi epidemi lain, tapi belum cukup, terlepas dari komitmen untuk siap menghadapi wabah serius pada tahun 2012.

“Negara-negara yang berkomitmen untuk berusaha menerapkan sistem pengawasan, harus memiliki laboratorium, harus bisa melaporkan dan menyampaikan informasi kepada penduduk mereka, serta memiliki upaya pencegahan penyebaran penyakit,” kata Dr. Isabelle Nuttall.

Wabah umum di seluruh dunia. Dr. De Cock pada CDC mengatakan orang harus waspada, tapi jangan terlalu khawatir, dan dia merujuk pada virus H5N1 atau flu burung, sebagai contohnya.

sumber : voaindonesia
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement