REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Ribuan warga Mesir terus bertahan di Tahrir Square. Mereka menuntut para jenderal junta militer Mesir (SCAF) untuk menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih Muhammad Mursi.
Para pengunjuk rasa yang telah menduduki Tahrir Square sejak Senin (25/6) lalu juga menuntut junta militer untuk mengembalikan parlemen yang dibubarkan. Pada 16 Juni lalu, junta militer membubarkan parlemen menyusul putusan Mahkamah Agung setempat.
Selain itu, pengunjuk rasa juga mempermasalahkan konstitusi baru yang dideklarasikan pada 17 Juni. Dalam konstitusi baru, junta militer diberikan wewenang untuk mengontrol anggaran negara. Junta juga diberikan hak veto terhadap usulan konstitusi baru. Kewenangan-kewenangan itu dinilai membuat presiden baru hampir tidak memiliki kekuasaan.
Komisi pemilihan umum Mesir mengumumkan kemenangan Mursi pada Senin lalu. Kandidat dari Ikhwanul Muslimin itu meraih 13,2 juta suara atau sekitar 51,7 persen. Perolehan suaranya mengalahkan mantan perdana menteri Ahmad Shafiq yang hanya meraih 48,3 persen suara.