REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin merupakan salah satu penemuan paling efektif mencegah penyakit Untuk itu, akselerasi pengembangan vaksin perlu terus dilakukan.
Agar menghasilkan inovasi terbaik, pengembangan vaksin memerlukan sinergi antara kalangan akademisi, pebisnis dan pemerintah.
Hari ini Rabu (27/6), PT Bio Farma (Persero) kembali menggelar Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) ke-2. Acara diselenggarakan guna meningkatkan sinergi antara akademisi, industri dan pemerintah untuk menyusun strategi dan pengembangan vaksin terbaik.
Seperti tahun sebelumnya, FRVN 2 digelar Bio Farma bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Riset dan Teknologi. Forum yang dihadiri oleh ratusan peserta dari kalangan pemerintah, industri dan akademisi ini diharapakan, dapat membantu mewujudkan komitmen pemerintah mencapai Millenium Development Goal's (MDGS).
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan dr R Triono Soendoro, PhD mengatakan, seperti diketahui selama ini vaksin merupakan pencegahan paling efektif terhadap berbagai penyakit. Vaksin berperan besar dalam menurunkan angka kematian.
" Selain itu pengembangan vaksin juga dapat membantu mempercepat pencapaian target MDGs 4. MDGs kali ini pemerintah memfokuskan pada pengendalian kasus penyakit AIDS, TBC, dan Malaria," kata Triono saat memberi sambutan dalam pembukaan FRVN 2 yang diselenggarakan Bio Farma di Hotel Aryaduta, Jakarta.
Triono menambahkan, sejauh ini pemerintah bersama Bio Farma telah mengembangkan berbagai vaksin untuk pencegahan penyakit. Dalam program Dekade Vaksin 2011-2020 saja ada tujuh vaksin yang tengah dikembangkan, dan diharapkan dapat segera diproduksi. Ke ujuh vaksin tersebut antara lain, vaksin Penta Valent, vaksin rotavirus, Sabine Inactived Volio Vacine (IVP), New TB vacine, A pertusis dengan sistem 'cold chain', vaksin imono kontrasepsi untuk program Keluarga Berencana (KB) dan vaksin anti diabets.