Rabu 27 Jun 2012 14:07 WIB

BPBD: Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa Cianjur

Gempa (ilustrasi)
Foto: eeri.org
Gempa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi menyatakan belum menerima laporan kerusakan bangunan akibat dari gempa bumi berpusat di Cianjur, Jawa Barat, yang juga dirasakan di Sukabumi dengan kekuatan 5,0 Skala Richter.

"Sampai saat ini kami belum menerima laporan akibat gempa tersebut," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar di Sukabumi, Rabu (27/6).

Menurut Irwan gempa tersebut juga tidak berdampak tsunami dan hanya sebagian wilayah di Kabupaten Sukabumi yang merasakan gempa tersebut. Tetapi pihaknya tetap melakukan pemantauan dan menugaskan tim reaksi cepat untuk mendata di daerahnya masing-masing khawatir ada korban dan kerusakan.

"Kami saat ini juga sedang melakukan pendataan terhadap bangunan yang rusak dan korban, tetapi belum ada laporan," tambahnya.

Khawatir terjadi gempa susulan, BPBD setempat sudah melakukan imbauan kepada warga agar waspada, karena diketahui Sukabumi merupakan daerah rawan terjadi gempa.

"Kami pun setiap saat bersiaga khawatir terjadi gempa susulan yang kekuatannya lebih besar," kata Irwan.

Selain itu, pada Juni ini Sukabumi sudah tiga kali diguncang gempa dan yang paling parah terjadi pada Senin (4/6) lalu yang gempanya berpusat di Sukabumi dengan kekuatan 6,1 SR, akibatnya ratusan bangunan rusak.

Sementara, warga Sukabumi, Erniwati mengatakan, gempa terjadi dirinya sedang nonton televisi di dalam rumah tiba-tiba terjadi getaran dan tetangganya pun pada berhamburan keluar rumah.

"Saya masih trauma dengan kejadian gempa lalu, maka pada saat terjadi gempa saya langsung menyelamatkan diri," kata Erni.

Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) gempa tersebut berpusat di 55 km Barat Daya Cianjur yang berlokasi di 7.68 Lintang Selatan, 107.14 Bujur Timur dengan kedalaman epicentrum gempa 28 km yang berkekuatan 5,0 SR.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement