Rabu 27 Jun 2012 15:24 WIB

Icah dan Kabar Duka di Hari Spesial

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Heri Ruslan
Korban meninggal dunia (ilustrasi)
Foto: www.123rf.com
Korban meninggal dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  "Fani... Fani... Fani..." Teriakan itu menggema di salah satu rumah di kampung Liohek RT 2 RW 12 kelurahan Bojong Pondok Terong, Depok, Jawa Barat.

Saat Republika mendatangi rumah tersebut, siempunya langsung berteriak, "Ini temennya Fani bukan? Fani mana Fani? Anak ibu..."

Air mata tampak membasahi wajah Icah, wanita yang terus berteriak menyebut nama Fani.

Sebuah kabar duka membuat Icah begitu histeris. Ia seakan tak percaya mendengar kabar di hari spesial putrinya itu.

Ya, Fani Sefrica, putri Icah dilaporkan tewas dalam kecelakaan pada Rabu (27/6) pagi, di jalan raya Cipayung, Depok.

Fani, gadis hendak merayakan ulang tahunnya yang ke-17 pada Rabu (27/^) itu, tewas tergilas truk tangki pengangkut air.

                                                                      ***

Kejadian itu bermula saat Fani diminta mengantarkan telur oleh kakaknya di Sawangan. Tak disangka permintaan kakaknya tersebut malah menghantarkan Fani bertemu ajal.

"Kakaknya minta dikirimi telur untuk masak buat ulang tahun Fani," ujar Rahmayudin, paman Fani kepada Republika pada Rabu (27/6) siang.

Menurut Udin, begitu ia akrab disapa, Fani sudah terbiasa menggunakan sepeda motor. sehingga, siswi SMK Arjuna itu tak keberatan mengantarkan telur-telur tersebut.

"Fani tampak bersemangat, karena pada sore harinya ia akan merayakan ulang tahunnya," cerita Udin.

                                                                      ***

Namun, sekitar satu jam sejak Fani berangkat, ibunya dikejutkan dengan berita bahwa anaknya telah tiada.

Icah, sang ibu, langsung menangis, tetangga berdatangan, lalu jadilah rumahnya lautan derai air mata.

Gadis yang gemar difoto dan bermusik tersebut tewas setelah bersenggolan dengan mobil truk tangki air minum.

"Kabarnya tubuhnya sudah tidak dalam kondisi baik," ujar Udin. Pria berusia 34 tahun ini berujar, Hal inilah yang memicu Icah tambah meledakkan tangisannya.

                                                                     

                                                                      ***

"Fani sudah sering bepergian mengantarkan ibunya menagih kreditan," ujar Udin.

Icah sendiri adalah seorang single parent. Sejak ditinggal suaminya ia membesarkan kedua anaknya dengan usaha kredit barang rumah tangga.

"Icah sudah menikahi dua pria, dua duanya pergi begitu saja ninggalin," ucapnya.

Karena itulah, tutur Udin, Icah amat terpukul dengan kepergian Fani yang mendadak. Pasalnya Icah amat dekat dengan anak keduanya tersebut.

Menurut Udin, saat ini jenazah Fani sudah dievakuasi dan dimandikan. Menurutnya pukul 3 sore ini jenazahnya akan dikirim dari rumah sakit PMI Bogor.

"Tidak tahu bagaimana nanti reaksi Icah, foto-foto Fani juga sudah kita keluarkan dari dalam rumah supaya Icah tidak terus meracau," ucap Udin.

                                                                     ***

Udin pun melarang teman-teman Fani datang sebelum jenazah tiba. "Icah akan tambah teringat Fani karena teman-teman Fani selalu datang ke rumah."

Ia khawatir Icah tak bisa menerima keadaan ini.

Malah menurut Udin, rencananya, jenazah akan langsung dikuburkan dan tidak akan lama singgah di rumah.

"Kalau ingat perjuangan Icah membesarkan Fani itu, saya jadi sedih, aduh apalagi Icah," ucap Udin sambil menitikan air mata.

Di dalam rumah yang berada di bantaran situ Citayem tersebut Icah terus berteriak memanggil nama anaknya.

"Fani nggak sakit, Fani nggak mungkin pergi. Fani...." teriaknya lirih.

Semua orang di sekitarnya turut menangis. Siti salah satu tetangga korban mengatakan hatinya pedih melihat penderitaan Icah.

"Keiris hati saya, ga kuat lihatnya," ucap Siti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement