Rabu 27 Jun 2012 22:29 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Umair bin Wahab, Jagoan Quraisy Pembela Islam (4-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

Islamnya Shafwan

Sesampai di Makkah, Umair dengan sungguh-sungguh berseru kepada kaum musyrikin Quraisy, terutama kepada Shafwan.

Dan pada suatu hari ia datang kepadanya seraya berkata, “Hai Shafwan, kau itu seorang ketua (penghulu) kaum Quraisy, tapi mengapa kamu menyembah kepada batu-batu dan berhala itu? Demi Allah, sekarang aku telah menyaksikan, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Allah dan menyaksikan pula bahwa sesungguhnya Muhammad itu hamba dan utusan-Nya. Aku mengajakmu, hendaklah kamu mengikuti Muhammad!”

Shafwan ketika itu tidak menjawab sepatah kata pun (seperti yang sudah diikrarkannya sendiri). Ia sangat marah kepada Umair. Ia bahkan bermaksud akan menyerangnya karena merasa dikhianati. Tapi niat itu segera urung melihat Umair masih mengusung pedangnya.

Shafwan menghindar dan mengambil sikap berseberangan dengan Umair. Sebagai sahabat karib, Umair merasa sangat kasihan dengan kenyataan itu. Setelah beberapa lama Shafwan tidak lagi terlihat batang hidungnya.

Sementara jumlah orang-orang Quraisy yang masuk Islam dan mengikuti jejak Umair semakin banyak. Mereka dibawa secara berombongan menuju Madinah untuk menghadap Rasulullah SAW dan belajar Alquran langsung kepada beliau.

Ketika Fathu Makkah, Umair mencium berita rencana Shafwan berangkat ke Jeddah untuk berlayar ke Yaman. Ia akan melakukan bunuh diri dengan terjun ke laut karena diburu rasa takut kepada Muhammad SAW. Umair kemudian menghadap Rasulullah dan mengadukan akan hal ini.

Umair berkata, “Ya Nabi Allah, sesungguhnya Shafwan itu adalah penghulu kaumnya, ia hendak pergi melarikan diri dengan terjun ke laut karena takut kepada Anda. Maka mohon Anda beri ia keamanan dan perlindungan, semoga Allah melimpahkan karunia-Nya kepada anda.”

Jawab Nabi, “Dia Aman!”

Umair pun segera pergi mengejar Shafwan yang hendak berangkat berlayar. Sembari membawa sorban yang dikenakan Rasulullah ketika memasuki Kota Makkah, ia menunjukkannya kepada Shafwan sebagai jaminan. Umair mengatakan bahwa Rasulullah bersedia menjamin keamanan dan perlindungan kepadanya. Karena belum, yakin Shafwan akhirnya diajak menghadap Rasulullah SAW.

Sejak saat itu, Shafwan mengucapkan dua kalimat syahadat, mengikuti jejak yang telah ditempuh oleh Umair bin Wahab Al-Jumahi. Umair pun melanjutkan perjalanan hidupnya yang penuh berkah. Ia berjuang menegakkan agama Allah untuk melepaskan umat manusia dari kesesatan dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang, Islam.

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement