Kamis 28 Jun 2012 16:58 WIB

Kekurangan Produksi, Indonesia Buka Keran Impor Gas

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Teknisi Pemeliharaan Fasilitas sedang melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin pada pipa distribusi gas di Stasiun Transmisi Bojonegara milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk di Bojonegara, Banten, Kamis (27/10). (Republika/Agung Supriyanto)
Teknisi Pemeliharaan Fasilitas sedang melakukan pemeriksaan dan perawatan rutin pada pipa distribusi gas di Stasiun Transmisi Bojonegara milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk di Bojonegara, Banten, Kamis (27/10). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Pemerintah tengah memikirkan kemungkinan untuk melakukan impor gas.  Dirjen Migas Evita H Legowo, menyampaikan saat paparan di Indopipe 2012, Kamis (27/6).

Ia mengaku dari kebutuhan total yang mencapai 7.808 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), produksi gas nasional  baru sebesar 7.583 juta kaki kubik per hari. “Jadi memang ada kekurangan sekitar 300 juta kaki kubik,” katanya.

 Selain itu, dari kebutuhan tersebut, pemerintah juga wajib menyalurkan  44 persen gas ke ekspor. Alhasil kebutuhan nasional yang bisa dipenuhi Cuma sekitar 4.744 juta kaki kubik per hari.

 “Lagipula, impor gas bukan sesuatu yang haram,” tuturnya lagi. Ia mengatakan hal ini sudah diatur dalam peraturan undang-undang.

Wacana itu, menurut dia mungkin saja dalam waktu dekat bisa direalisasikan. Pasalnya kebutuhan gas dalam negeri bakal semakin meningkat seiring diversifikasi minyak ke gas yang dilakukan pemerintah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement