Kamis 28 Jun 2012 21:32 WIB

Kadin: Bank di Indonesia Jangan 'Kemaruk'!

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Suku bunga bank (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank di Indonesia diminta jangan serakah dengan memberikan bunga yang terlalu tinggi bagi nasabah. Wakil Ketua Umum Kadin bidang Moneter, Fiskal dan Kebijakan Publik Haryadi B Sukamdani mengatakan dari segi daya saing, bunga bank memiliki peranan yang sangat penting.

"Bunga bank kita paling tinggi se-Asean," ujar Haryadi, Kamis (28/6). Agar lebih kompetitif, bunga bank semestinya bisa satu digit.

Sembilan persen, menurut Haryadi, sudah menjadi ukuran porsi bunga bank yang paling ideal. Ia juga cukup menyayangkan bunga bank bagi pelaku UMKM yang dipatok sangat tinggi.

Ia menyatkaan mustahil UMKM bisa menjadi pondasi pertumbuhan ekonomi nasional jika tidak didukung oleh bunga bank yang kompetitif. "Tidak mungkin bisa," kata Haryadi.

Haryadi menekankan lagi, bank di Indonesia tidak boleh serakah dengan menargetkan keuntungan yang besar dari bunga bank yang dipatok dari nasabah. Padahal, sekitar 55 persen bank di Indonesia masih BUMN yang seharusnya bisa mendukung perekonomian masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement