REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tim Ekpsedisi Khatulistiwa 2012 Sub Korwil 08/HST menemukan jenis ular (cave dwelling snake) yang menghuni beberapa gua di sekitar Pegunungan Maratus.
Tim penjelajah dan peneliti pertama kali menjumpai ular gua tersebut di Gua Liang Hadangan Hulu Sungai Tengah (HST) pada 16 April 2012, kata Mayor Sus Komaruddin Pajarah Sub Korwil 08/HST melalui emailnya kepada ANTARA Banjarmasin, Kamis.
Kemudian penemuan kedua di Gua Gunung Ranauan Loksado Hulu Sungai Selatan pada 23 Mei 2012, tambahnya.
Pada penjelajahan dan penelitian tahap ketiga, tim peneliti yang dipimpin Kapten Pasukan Efendi Hermawan kembali menemukan ular gua di Gua Liang Bantai Gunung Haliang Kampung Pasiratan Desa Marajai pada 13 Juni 2012.
Selain itu di Gua Gunung Batu Laki di Kampung Sawang Desa Uren Kecamatan Halong Kabupaten Balangan pada 18 Juni 2012. Dengan adanya temuan Ular Gua maka kian bertambah temuan dari Tim Ekspedisi Khatulistiwa konwil 08 ini.
Sebelumnya dijelaskan, kawasan yang menjadi target penjelajahan dan penelitian personil tim beranggotakan 118 tentara dan sipil ini adalah Pegunungan Meratus yang merupakan kawasan pegunungan yang membelah Provinsi Kalimantan Selatan yang membentang sepanjang sekitar 600 km persegi dari arah tenggara dan membelok ke arah utara hingga perbatasan Kalimantan Timur.
Satu persatu tanaman dan satwa yang dinilai unik dalam kegiatan mulai Rabu, 11 April 2012 ini diperhatikan dan terakhir seperti diungkapkan Mayor (Sus) Komaruddin terdapat 193 temuan. "Sebanyak 72 temuan penjelajahan dan penelitian tahap pertama dan 121 tahap kedua," katanya.
Ia menyebutkan temuan tersebut antara lain bidang fauna seperti aneka jenis ular, aneka jenis kodok, aneka jenis kadal, aneka jenis tokek, aneka jenis burung, kera, tupai, bajing, musang, iguana dan satwa lainya.
Bidang flora antara lain aneka jenis anggrek, aneka jenis jamur, aneka jenis pohon meranti, kayu ulin, agathis, aneka jenis kantong semar, aneka jenis tanaman obat antara lain, Seluang Belum dan lain sebagainya.
Mayor Komaruddin mengatakan Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau besar di dunia dan merupakan paru-paru dunia menjadi sasaran tim ekspedisi yang memerlukan penanganan optimal.
"Kalimantan memiliki kekayaan alam dan mineral melimpah yang belum terjamah manusia, namun kondisi alamnya menurun dan beberapa satwanya hampir punah, sehingga perlu ditangani secara baik oleh kita semua," ujarnya.