REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengakui bahwa gaung Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di sejumlah wilayah di Indonesia terus memudar. "Gaungnya terus memudar," kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief usai meresmikan gedung Posyandu di Desa Perian, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (29/6).
Dia menjelaskan, minat masyarakat Indonesia untuk mengunjungi Posyandu pada saat ini hanya sekitar 60 hingga 70 persen saja. "Ini tantangan bagi kita untuk menggairahkan dan meningkatkan minta masyarakat untuk mendatangi Posyandu," katanya.
Menurut dia, ada sejumlah konsep baru yang ditawarkan pemerintah untuk merevitalisasi program Posyandu. Konsep baru diperlukan untuk melengkapi konsep lama yang telah ada sebelumnya, ucapnya. "Kini kita akan mencoba membuat konsep baru, salah satunya dengan menyosialisasikan dan mengkampanyekan perilaku hidup berwawasan kependudukan," tuturnya.
Melalui sosialisasi dan kampanye perilaku hidup berwawasan kependudukan diharapkan masyarakat dan keluarga semakin menyadari pentingnya kualitas pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.