REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Angka kasus HIV/AIDS di Papua menunjukkan peningkatan. Untuk itu, pejabat Gubernur Papua Syamsul Arief Rivai meminta semua pihak termasuk masyarakat untuk peduli terhadap upaya penanggulangan HIV/AIDS di tanah Papua.
"Tanpa kepedulian kita semua maka HIV/AIDS tetap menjadi mesin pembunuh yang bekerja secara perlahan namun pasti dapat membunuh kita semua," kata Syamsul dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Papua Constan Karma pada launching kampanye HIV/AIDS di Jayapura, Jumat.
Diakuinya, tingkat pengetahuan masyarakat yang masih rendah serta kurangnya informasi dapat menjadi penyebab meningkatnya kasus HIV/AIDS di Papua. Karena itulah kampanye tentang HIV/AIDS harus sampai ke kampung-kampung dan jangan hanya dilakukan di perkotaan saja mengingat masyarakat di kampung memiliki keterbatasan informasi dan pengetahuan.
"Dengan kondisi demikian dikhawatirkan masyarakat kampung akan mengalami pergeseran budaya yang menjurus pada perubahan perilaku terkait program respek yang sedang dilaksanakan," kata pejabat Gubernur Papua.
Menurut dia, Pemprov Papua sudah memberikan perhatian yang tidak kecil untuk pengendalian HIV/AIDS serta memperbanyak jumlah puskesmas yang mampu menyelenggarakan VCT (voluntary councelling dan testing) sehingga mampu mendeteksi dan memberikan pelayanan kepada mereka yang terkena penyakit mematikan itu.
Dari data yang ada menunjukkan, hampir seluruh kasus HIV/AIDS di Papua akibat hubungan seksual beresiko, baik hubungan heteroseksual maupun homoseksual, kata pejabat gubernur Papua Syamsul Rivai.
Hingga 31 Maret tercatat terdapat 2.187 kasus, yang terdiri dari 5.090 kasus HIV dan 7.097 kasus AIDS, 980 orang diantaranya meninggal dunia.